BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Perusahaan mengalami masa sulit: Kemunduran keempat terlalu besar untuk Toko Indonesia (VIDEO)

Perusahaan mengalami masa sulit: Kemunduran keempat terlalu besar untuk Toko Indonesia (VIDEO)

DEEN HELDER – Perekonomian cukup fluktuatif sejak merebaknya pandemi Corona, dan beberapa pengusaha menuai keuntungan pahit darinya. Perusahaan katering khususnya mengalami kesulitan. Setelah dua penguncian, harga energi yang tinggi, dan sekarang juga inflasi harga pangan yang tinggi, situasi bagi operator sangat memprihatinkan. Sedemikian rupa sehingga perusahaan mencabutnya sendiri, seperti Toko Indonesia di Den Helder.

Bukan berarti semuanya berjalan buruk, kata pemilik Martin van der Meulen: “Kami selalu mendapat umpan balik yang baik di halaman Facebook kami, mereka menyukai makanannya, dan mereka selalu kembali.” Ada juga banyak pesan dukungan di bawah pesan Facebook yang mengumumkan penutupan tersebut. “Secara umum, kami mengalami banyak kesialan. Kami memulai bisnis dan tahun itu kami segera mengalami krisis demi krisis,” kata Martin. “Pada titik tertentu, kesenangan sudah sedikit berakhir dan Anda tidak dapat menutupi semuanya dengan kampanye dan koleksi.”

Perusahaan yang berkembang menjadi korban faktor eksternal yang menyakitkan. Dia juga menemukan presiden asosiasi pengusaha Helderse Peter Paul Solkesz. “Keputusan seperti itu didahului oleh seluruh proses di mana Anda mengambil setiap langkah. Sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada kemajuan itu sulit,” kata Peter Paul, “menunjukkan keberanian ketika Anda mengatakan, ‘Sebaiknya Anda berhenti.’ ‘” Suasana hati para pengusaha di Den Helder bervariasi. Tentu saja, satu industri keluar dari krisis korona lebih baik dari yang lain. “Dalam arti tertentu, itu juga menghadirkan tantangan,” kata Solkesz, “melalui minuman Tahun Baru saya memiliki perasaan campur aduk. Faktanya tetap bahwa itu tidak menjadi lebih mudah dalam beberapa tahun terakhir.”

Jadi Martin dan Ismael memutuskan untuk berhenti. Itu tidak mudah baginya, tapi melegakan. “Kami lebih suka melanjutkan sepuluh tahun lagi, tetapi Anda juga harus jujur,” kata Ismail. Untuk pecinta: Resep tidak dibagikan. “Itu resep keluarga saya, tidak pernah kurang, mungkin saat ekonomi sedikit lebih baik…” kata Ismail.

READ  Mengapa pelaku kejahatan perang Belanda tidak diadili di Indonesia?

Pada tanggal 11 Februari, Toko Indonesia mengadakan pesta perpisahan akbar untuk para tamunya, tentunya dengan makanan enak dan – sangat luar biasa – hidangan seafood tradisional.