BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Drama taman bermain di Indonesia menelan korban 32 anak

Drama taman bermain di Indonesia menelan korban 32 anak

Halaman depan Koran Tempo pagi ini benar-benar hitam, dengan tulisan “Tragedi Sepak Bola Kita” tertulis dengan warna merah dan daftar nama-nama korban. Total ada 125 kematian, tapi angka itu bisa bertambah.

Akhir pekan ini menyaksikan salah satu bencana stadion paling mematikan yang pernah terjadi di Stadion Kanguruhan di Malang. Setelah Arema FC kalah dari Persibaya Surabaya pada hari Sabtu, suporter menyerbu stadion. Polisi turun tangan dengan keras dan menggunakan banyak gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan.

Kerusuhan sepak bola meningkat

Setelah itu, beberapa orang akan tersedak, dan yang lainnya akan terinjak saat berjalan menuju pintu keluar. Lihat foto-foto kerusuhan sepak bola yang meningkat di sini:

Awalnya, pihak berwenang Indonesia mengatakan bahwa 174 orang telah meninggal, tetapi kemudian direvisi menjadi 125. Memang ada laporan kematian anak kemarin, dan hari ini pihak berwenang Indonesia mengumumkan bahwa memang ada 32 anak di antara yang meninggal.

Penelitian tentang penggunaan gas air mata

Dua petugas polisi juga tewas dalam tragedi itu.

Amnesty International kemarin meminta Indonesia menyelidiki penggunaan gas air mata oleh polisi. Aturan FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion.

Menteri Keamanan Indonesia pada hari Senin berjanji untuk membentuk tim investigasi independen untuk mencari tahu apa yang terjadi dan membantu menemukan pemicu kerusuhan. Dia juga meminta polisi untuk mengidentifikasi dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.

Dia juga mengatakan dia berharap polisi akan meninjau kembali “langkah-langkah keamanan” mereka. Penyelenggara dan 18 petugas, antara lain, akan diperiksa pada Senin.

Klub sepak bola maaf

Presiden Arima FC meminta maaf kepada para korban drama di lapangan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin. “Saya sebagai presiden klub sepak bola Indonesia Arena akan bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut. Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban, keluarga mereka dan seluruh penduduk Indonesia dan divisi pertama.”

READ  Pameran "Indonesia dan Sekolah Amsterdam"

Manajemen klub menyatakan kesediaannya untuk memberikan santunan kepada para korban dan keluarganya.