Konglomerat adalah pemain utama dalam perekonomian Indonesia, menguasai industri-industri inti seperti agrobisnis, perbankan, real estate dan telekomunikasi. Mereka sering kali dibangun selama beberapa generasi dari satu keluarga yang seringkali merupakan keturunan Tionghoa.
Konglomerat terbesar di Indonesia – Sinar Mas Group, Royal Golden Eagle, Lippo Group dan Salim Group – dan pemiliknya adalah nama-nama terkenal. Tindakan mereka mempunyai dampak yang beragam terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia: mulai dari sabun yang mereka gunakan untuk mencuci piring, hingga pulsa telepon yang mereka gunakan, dan bahkan rumah sakit yang mereka kunjungi.
Selama dua dekade terakhir, konglomerat terbesar di Indonesia tidak hanya muncul sebagai kelompok minoritas lokal, namun semakin menjadi pemain regional. Hal ini dicapai melalui serangkaian akuisisi dan usaha patungan, namun juga melalui ekspansi yang dimungkinkan oleh struktur ekonomi regional ASEAN.
Untuk membantu kita memahami bagaimana perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah mengubah Indonesia dan kini membentuk kembali wilayah kita, Jackie Baker Percakapan dengan Faris Al-Fadat, Dosen Senior Departemen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Faris adalah penulis buku Bangkitnya Modal Internasional: Konglomerat Indonesia Di ASEAN dan buku barunya Modal yang diperluasYang diterbitkan oleh Compass Publishing House tahun ini.
Pada tahun 2023, ia akan menjadi co-host podcast Talking Indonesia Dr.Jackie Baker Dari Universitas Murdoch, Dr Gemma Purdy dari Monash University, Tito Ambio dari RMIT, dan Dr Elizabeth Kramer dari University of New South Wales.
Temukan podcast Talking Indonesia baru setiap malam. Ikuti episode sebelumnya di sini, berlangganan melalui Podcast Apple Atau dengarkan di aplikasi podcast favorit Anda.
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia