Berita Noos•
Menteri Kehakiman Maroko Abdellatif Wehbe mengajukan proposal untuk menghapuskan aturan tidak tertulis yang mengharuskan pasangan untuk menunjukkan surat nikah di hotel. Mulai pekan ini, warga Maroko, baik warga Maroko maupun warga Maroko Belanda, tidak perlu lagi menunjukkan surat nikah saat memesan kamar hotel double. Hotel-hotel tersebut melaporkan secara anonim bahwa mereka telah menerima instruksi baru dari pihak berwenang.
Menurut Wehbe, hal itu sudah ketinggalan jaman. Meski larangan tersebut tidak termasuk dalam undang-undang, namun pelaku bisnis perhotelan tetap melakukan pemeriksaan ini. Mereka melakukan hal ini sebagian karena takut mendapat masalah, tetapi sebagian lagi karena prinsip. Seks di luar nikah jelas dilarang oleh undang-undang, termasuk perzinahan dan seks pranikah. Aturan ini tidak berlaku bagi wisatawan asing.
Bagi perempuan Maroko, perubahan ini juga berarti mereka bisa memesan hotel di kota yang sama dengan tempat tinggal mereka. Hal ini sebelumnya ditolak oleh pemilik hotel. Masih harus dilihat seberapa efektif pernyataan Wehbe di lapangan, karena pemilik hotel juga memilih untuk tidak menerima pasangan Maroko di luar nikah karena alasan pribadi.
Pernyataan Wehbe menimbulkan kontroversi di Tanah Air. Di satu sisi, ada warga Maroko yang senang dengan kursus tersebut. Begitu juga dengan pasangan suami istri yang merasa kebebasan dan privasi pribadinya dilanggar oleh aturan tidak tertulis.
Di sisi lain, ada masyarakat Maroko, termasuk perempuan, yang mengkhawatirkan tren progresif. Cabang partai politik perempuan Bagian dari Keadilan dan PembangunanDia menggambarkannya sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini akan merugikan masyarakat Maroko karena akan mendorong kerja seks.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark