BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Avans+ berhenti melatih perawat Indonesia setelah adanya laporan pelanggaran

Avans+ berhenti melatih perawat Indonesia setelah adanya laporan pelanggaran

Avans+ menawarkan program sarjana keperawatan untuk mahasiswa dari Indonesia. Hal itu tertuang dalam surat manajemen perguruan tinggi yang diperoleh EenVandaag.

Keputusan ini diambil Avans+ setelah EenVandaag mengungkapkan 2 minggu lalu bahwa perawat Indonesia yang datang ke Belanda melalui agen perantara Yomema tidak menerima pelatihan yang dijanjikan di Avans+. Bimbingan juga diperlukan.

‘Siswa saat ini dapat menyelesaikannya’

Sebelumnya, organisasi perawatan lansia Zorggroep Drenthe juga mengumumkan bahwa mereka tidak berniat menerima pelajar asing di masa depan. Avans+, cabang swasta dari Avans University of Applied Sciences, menghentikan kursus tersebut, yang berarti ‘tidak ada mahasiswa baru dari Indonesia yang akan datang ke Belanda untuk mengikuti kursus melalui Avans+’. Surat itu mengatakan.

Untuk sekitar 200 siswa yang saat ini mengikuti kursus di Belanda dan sebelas institusi kesehatan yang terlibat, Avans+ berkomitmen untuk berhasil menyelesaikan program ini melalui pelaksanaan yang cermat, kata manajemen. “Siswa saat ini dapat melanjutkan pendidikannya.”

‘Konstruksi Palsu’

Pemimpin serikat pekerja FNV, Camara van der Spol, tidak terkejut dengan perkembangan ini. Sejauh yang dia ketahui, Avans+ menegaskan kembali bahwa mereka belum mampu memenuhi janji implementasinya – dengan memberikan pelatihan skala penuh kepada orang-orang ini.

“Awalnya, Avans+ menjanjikan para siswa ini pendidikan penuh. Mereka kini mengatakan bahwa penghentian dini sudah cukup. Kini hal ini jelas terbukti merupakan konstruksi palsu. Mereka dibawa ke sini dengan alasan palsu.”

‘Kami membutuhkan solusi sekarang’

Van der Spoel menegaskan, kini harus dicarikan solusi bagi sekitar 200 pelajar Indonesia yang masih melanjutkan studi di Belanda. “Lebih baik mereka tinggal di Belanda dan bekerja di sini,” katanya mewakili serikat pekerja.

READ  Deltares membuka kantor baru di Indonesia

Meski dalam suratnya Avans+ menegaskan komitmennya terhadap pemain Indonesia yang sedang mengikuti latihan, namun van der Spoel bertanya-tanya seberapa besar pencapaian yang bisa dicapai sang pelatih.

100 orang menunggu di Indonesia

Saat ini, lebih dari 100 perawat di Jakarta sedang menunggu untuk pindah ke Belanda. Mereka antara lain dijanjikan magang di Avans+ dan pekerjaan di lembaga kesehatan Belanda. Surat itu menyatakan bahwa janji itu tidak dipenuhi.

‘Mahasiswa baru asal Indonesia sudah tidak bisa lagi mengikuti kursus tersebut. Meskipun pelajar dan institusi kesehatan tertarik dengan hal ini, Avans+ tidak menganggapnya bijaksana atau tidak layak untuk memulai pelatihan,” tulis pemerintah.

Kendala bahasa dan budaya

Avans+ menyatakan bahwa ‘tujuan awal untuk melatih pelajar Indonesia untuk mendapatkan gelar sarjana Belanda dan berkontribusi pada layanan kesehatan di Indonesia dan Belanda sudah tidak mungkin lagi’.

Menurut manajemen, hal ini sebagian disebabkan oleh hambatan bahasa dan budaya, yang merupakan tantangan terbesar dalam praktiknya. “Selain itu, Avans+ tidak menutup mata terhadap dampak pribadi beberapa pelajar yang terekspos di berbagai media, terutama ambiguitas dalam proses rekrutmen dan ekspektasi terhadap pelajar Indonesia yang terkadang diutarakan,” tulis pihak administrasi dalam surat tersebut. .

‘Tidak ada pendatang baru’

Ketika ditanya tentang konsekuensi lebih dari 100 perawat yang menunggu di Jakarta untuk melakukan perjalanan ke Belanda, juru bicara Avans+ menjawab singkat: “Tidak akan ada pendatang baru.”

Artinya Belanda tidak bisa mengikuti kursus Avance+. Siswa saat ini akan bisa menyelesaikan kursus tersebut.

Untuk bertanya? Tanya mereka!

Apakah Anda memiliki pertanyaan atau menginginkan jawaban? Kirimkan pesan kepada kami di obrolan kami.

READ  Penarikan vaksin yang lambat di Indonesia telah dipersulit dengan kartu identitas yang diperlukan