Semarang, Jawa Tengah, Indonesia saat ini memiliki melon terberat di negara ini dengan berat 5,8 kg. Melon yang mengesankan ini dipanen di Laguna Greenhouse yang terletak di kompleks perumahan Graha Padma Semarang.
Lembaga Rekor Dunia Indonesia (Leprid) telah resmi mengakui rekor tersebut dan menetapkan Melon sebagai pemegang rekor. Ini adalah melon terberat di Indonesia. Pengakuan tersebut diberikan kepada Laguna Green House PT Tani Makmur Bareng, dengan pengakuan dari Chief Executive Officer Stephenus Angga Santoso dan Direktur Operasional Arwin Wijaya.
Paulus Pangka, Presiden Umum dan Pendiri Lebrid, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan PT Tani Makmur Bareng dan menekankan pentingnya menanam melon sebanyak 5,8 kg, memecahkan rekor sebelumnya di Indonesia sebesar 4,26 kg.
Banka mengaitkan pencapaian tersebut dengan penggunaan metode modern dan otomatis dalam budidaya melon di Laguna Green House. Ia menekankan pentingnya pencapaian ini bagi hortikultura Indonesia dan memuji kelompok muda yang progresif di sektor pertanian.
Direktur Operasional PT Tani Makmur Bareng Arwin Wijaya berbagi wawasan mengenai keberhasilan teknik budidaya melon, dengan menyebutkan bahwa perusahaan menggunakan metode hidroponik untuk menanam melon, khususnya varietas Hamigua. Teknik hidroponik, metode penanaman tak dinodai, memungkinkan kontrol nutrisi yang tepat, berkontribusi terhadap kondisi pertumbuhan optimal dan peningkatan hasil.
Menanam melon dalam jumlah besar di Indonesia merupakan tonggak penting bagi Laguna Green House dan PT Dani Makmur Bareng. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan komitmen manajemen, namun juga menjadi contoh praktik budidaya yang inovatif dan efektif di Indonesia.
Kusta
Laguna Green House didirikan oleh seorang pengusaha muda bernama Stephanus Ranga Santoso. Ia memulai sebagai agen pemasaran real estate di Semarang, Jawa Tengah. Saat berusia 19 tahun, ia menjadi agen pemasaran real estat di Singapura. Akhirnya setelah lulus, ia mendapat tawaran dari rekanan untuk membangun kompleks perumahan di Indonesia. Namun kemudian dia berubah pikiran. Dia ingin bekerja di bidang hortikultura daripada real estate. Sekembalinya ke Indonesia, ia menemukan banyak permasalahan di lapangan yang pasti bisa diselesaikan.
Pada tahun 2015 ia memulai dengan pertanian konvensional dengan bawang merah dan teknologi irigasi baru. Pada tahun 2017 ia membangun rumah kaca pintar berteknologi tinggi pertama di Kudus, Jawa Tengah. Merupakan perusahaan formal pertama dengan nama CV. Ia mendirikan Santoso Agro. Perusahaan awalnya mengalami kesulitan karena kurangnya pekerja terampil. Namun hal itu tidak menghentikan mereka untuk mencari ilmu dan melatih karyawan. Pada akhir tahun 2019, perusahaan mulai memperoleh keuntungan.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit