JAKARTA: Dua dari tiga calon presiden Indonesia berjanji untuk melindungi kebebasan pers di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia itu dalam sebuah acara akhir pekan yang tidak dihadiri oleh calon terdepan, Prabowo Subianto.
Event ini hadir beberapa hari sebelum bulan Februari. Pemilu diadakan pada tanggal 14 Oktober, dan sementara sebagian masyarakat Indonesia menyuarakan keprihatinan mengenai terkikisnya kebebasan demokratis yang telah diperoleh dengan susah payah di negara ini. Campur tangan politik ini dikritik, terutama oleh Presiden Joko Widodo, yang memberikan dukungan implisit kepada Prabowo.
Di masa lalu, petahana yang menyelesaikan masa jabatan kedua sebagai presiden tetap netral.
Pada hari terakhir kampanye pemilu, mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Tengah Jangar Pranowo menandatangani deklarasi tertulis yang dikeluarkan Dewan Pers Nasional untuk mendukung demokrasi dan kebebasan pers.
Tidak jelas apakah Prabowo, yang pada acara hari Sabtu diwakili oleh ketua tim kampanyenya, telah menandatangani deklarasi tersebut. Tim kampanyenya tidak menanggapi pertanyaan mengenai masalah ini.
Beberapa jajak pendapat memperkirakan Prabowo akan melampaui ambang batas 50% yang diperlukan untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.
Mantan komandan Kopassus, yang mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya, telah lama menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia selama bertugas di militer. Ia membantah tuduhan tersebut, namun para pengkritiknya mempertanyakan komitmen Prabowo dalam melindungi hak asasi manusia.
“Kebebasan pers adalah sesuatu yang harus kita pelihara dan tingkatkan… karena kebebasan pers adalah salah satu ujung tombak demokrasi kita,” kata Ketua Tim Kampanye Prabowo Rosanne Ruslani pada acara tersebut.
Roseanne tidak menjelaskan ketidakhadiran Prabowo dalam acara tersebut.
Pekan lalu, Human Rights Watch mengatakan Prabowo tidak menanggapi kuesioner mengenai isu-isu utama hak asasi manusia yang dihadapi masyarakat Indonesia, sementara Anies dan Ganjar memberikan jawaban rinci.
“Dua dari tim politik utama telah membantu pemilih di Indonesia dengan menyampaikan pandangan mereka,” kata Elaine Pearson, direktur Asia di Human Rights Watch.
“Pemilih di Indonesia perlu mengetahui pendapat (semua kandidat) mengenai berbagai isu penting yang mempengaruhi mereka dan komunitas di mana mereka tinggal.”
Event ini hadir beberapa hari sebelum bulan Februari. Pemilu diadakan pada tanggal 14 Oktober, dan sementara sebagian masyarakat Indonesia menyuarakan keprihatinan mengenai terkikisnya kebebasan demokratis yang telah diperoleh dengan susah payah di negara ini. Campur tangan politik ini dikritik, terutama oleh Presiden Joko Widodo, yang memberikan dukungan implisit kepada Prabowo.
Di masa lalu, petahana yang menyelesaikan masa jabatan kedua sebagai presiden tetap netral.
Pada hari terakhir kampanye pemilu, mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Tengah Jangar Pranowo menandatangani deklarasi tertulis yang dikeluarkan Dewan Pers Nasional untuk mendukung demokrasi dan kebebasan pers.
Tidak jelas apakah Prabowo, yang pada acara hari Sabtu diwakili oleh ketua tim kampanyenya, telah menandatangani deklarasi tersebut. Tim kampanyenya tidak menanggapi pertanyaan mengenai masalah ini.
Beberapa jajak pendapat memperkirakan Prabowo akan melampaui ambang batas 50% yang diperlukan untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.
Mantan komandan Kopassus, yang mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya, telah lama menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia selama bertugas di militer. Ia membantah tuduhan tersebut, namun para pengkritiknya mempertanyakan komitmen Prabowo dalam melindungi hak asasi manusia.
meluas
Roseanne tidak menjelaskan ketidakhadiran Prabowo dalam acara tersebut.
Pekan lalu, Human Rights Watch mengatakan Prabowo tidak menanggapi kuesioner mengenai isu-isu utama hak asasi manusia yang dihadapi masyarakat Indonesia, sementara Anies dan Ganjar memberikan jawaban rinci.
“Dua dari tim politik utama telah membantu pemilih di Indonesia dengan menyampaikan pandangan mereka,” kata Elaine Pearson, direktur Asia di Human Rights Watch.
“Pemilih di Indonesia perlu mengetahui pendapat (semua kandidat) mengenai berbagai isu penting yang mempengaruhi mereka dan komunitas di mana mereka tinggal.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)