BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Enam ribu orang tewas, menurut peneliti di “Persiab” |  intern

Enam ribu orang tewas, menurut peneliti di “Persiab” | intern


“Tidak ada alasan untuk percaya bahwa jumlah kematian jauh lebih tinggi,” salah satu penulis menjelaskan saat mempresentasikan laporan tersebut.

Istilah “Persiab” kontroversial

Para peneliti mendasarkan jumlah mereka tidak hanya pada data dari War Graves Service, tetapi juga pada laporan dari Obituary Investigation Service dan data lain dari arsip dan surat kabar Belanda.

Pada tahun 1947 perkiraan awal 3.500 kematian dibuat, tetapi itu hanya menyangkut orang Belanda dan Indo-Eropa. Studi saat ini juga mencakup 226 Molokan, 48 Tionghoa, 93 Menadonia, 15 Timor, dan 168 Indonesia.

Pada tahun 1949, selain yang tewas, dua ribu orang hilang juga dihitung. Penyelidik berasumsi bahwa semua yang hilang sudah mati. Selain itu, tercatat 125 orang meninggal yang muncul di arsip, namun tidak memiliki tanggal kematian.

Istilah “persiapan” memang kontroversial. Secara harfiah berarti: bersiaplah. Kurator tamu, Bonnie Triana, ambil bagian dalam pertunjukan tersebut Revolusi! yang saat ini dipajang di Rijksmuseum, v Dewan Pengungsi Norwegia bahwa kata “tidak sepenuhnya lepas dari kebencian etnis”, karena “istilah ‘Persiab’ selalu menggambarkan orang Indonesia yang primitif dan tidak beradab sebagai pelaku kekerasan”.

Eerder

READ  Van Haga mengecam usulan penghapusan "Hindia Belanda" dan "Hindia Timur"