Unilever dan perusahaan multinasional besar lainnya secara struktural membeli minyak sawit dari perusahaan yang terlibat dalam kebakaran hutan di Indonesia. Greenpeace melontarkan tuduhan ini berdasarkan penelitiannya sendiri.
Menurut perhitungan Badan Lingkungan Hidup, Unilever membeli minyak sawit antara tahun 2015 dan 2018 dari perusahaan-perusahaan yang bersama-sama bertanggung jawab atas hampir 200.000 hektar lahan yang terbakar. Minyak sawit ditemukan dalam banyak produk, mulai dari produk sandwich hingga kosmetik. Menurut Greenpeace, beberapa pemasok perusahaan Inggris-Belanda tersebut telah mendapat teguran dari pihak berwenang Indonesia.
Terdapat dua puluh perusahaan yang aktivitasnya dihentikan karena kebakaran hutan ilegal dan delapan perusahaan “dikenakan tindakan hukum atau sanksi.” Sementara itu, Greenpeace menunjukkan bahwa pihak berwenang di Indonesia gagal menegakkan hukum. Produsen yang membakar hutan untuk mendirikan perkebunan kelapa sawit sering kali lolos begitu saja.
Menurut klaim Greenpeace, label kualitas minyak sawit RSPO rusak. Menurut para peneliti, orang-orang senior dari perusahaan yang terkait dengan kebakaran hutan juga duduk di panel Quality Mark, yang bertujuan untuk memastikan produksi yang bertanggung jawab. Unilever belum menanggapi laporan Greenpeace tersebut.
Akses gratis tanpa batas ke Showbytes? Yang dapat!
Masuk atau buat akun dan jangan pernah melewatkan apa pun dari bintang-bintang.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia