Dalam konteks kerjasama sejarah-budaya, Suriname dan Indonesia baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk membiayai tiga proyek pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan warisan budaya Suriname-Jawa, senilai total US$ 100.000.
Dengan sikap pemerintah Indonesia ini, di bawah bimbingan Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, pasar kuliner, kerajinan dan seni akan didirikan di bekas perkebunan tebu di Marianburg, distrik Komvijne. Marianburg adalah tempat pertama di mana orang Jawa menetap dan beberapa keturunannya masih tinggal.
Menurut desain Jawa, pusat dokumentasi akan didirikan di kampus Sana Pudaya melalui Java Immigration Memorial Society (VHJI). Asosiasi juga akan menerbitkan buku berjudul “130 Tahun Jawa Suriname”, yang membahas tentang kisah hidup para pendatang Jawa dan keturunannya di Suriname dan bagaimana mereka secara khusus diintegrasikan ke dalam komunitas Suriname.
Proyek-proyek ini akan memberikan peluang bagi industri kreatif, pariwisata di Suriname serta pemanfaatan dan promosi warisan budaya Jawa di Suriname.
Proyek-proyek tersebut dijadwalkan akan selesai pada akhir kuartal kedua tahun ini.
Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri, Perdagangan Internasional dan Kerjasama Internasional semuanya terlibat dalam proses koordinasi.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit