Indonesia akan memberlakukan larangan ekspor minyak sawit mulai Kamis depan. Presiden Indonesia Joko Widodo membuat pengumuman pada hari Jumat, kantor berita internasional melaporkan. Negara ini merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Permintaan minyak nabati seperti minyak sawit dan minyak kedelai telah meningkat baru-baru ini karena kekurangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Pada hari Jumat, harga minyak kedelai naik 4,5 persen sebagai tanggapan atas pengumuman ke rekor tertinggi 83 sen dolar (77 sen euro) per pon.
Widodo berpendapat bahwa larangan itu diperlukan karena kekurangan produk lokal, tetapi juga untuk mengekang kenaikan harga pangan di Indonesia. Belum jelas kapan larangan itu akan diterapkan. Presiden mengatakan dia akan terus “memantau dan menilai” situasi untuk memastikan bahwa minyak goreng “berlimpah dan terjangkau.”
korupsi
Dikatakan bahwa kekurangan dalam negeri dan kenaikan tajam harga minyak sawit sebagian disebabkan oleh korupsi di Kementerian Perdagangan Indonesia. Awal pekan ini, Jaksa Agung Indonesia mengumumkan pembukaan penyelidikan korupsi dengan seorang pejabat senior Kementerian Perdagangan dan tiga eksekutif lainnya.
Menurut hakim Indonesia, keempat pejabat tersebut memberikan izin kepada perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan. Indonesia telah memberlakukan pembatasan ekspor minyak sawit awal tahun ini, sehingga hanya perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan izin ekspor.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia