BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Jerman melarang organisasi Islam yang “dipimpin oleh Iran”

Polisi di gedung cabang IZH di Frankfurt

Berita Noosrata-rata

Jerman melarang organisasi Islam yang berbasis di Hamburg. Organisasi afiliasinya di tempat lain di Jerman harus segera menghentikan aktivitasnya. Empat masjid organisasi tersebut ditutup, termasuk Masjid Biru di Hamburg.

Menurut dinas keamanan Jerman BfV, Pusat Islam di Hamburg (IZH) mengejar tujuan-tujuan Islam ekstremis yang sama sekali tidak sejalan dengan konstitusi Jerman dan negara hukum demokratis.

Misalnya, pusat tersebut akan mengagung-agungkan kekerasan organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah, serta merekrut orang dan mengumpulkan sumbangan untuk Hizbullah. Hal ini juga akan menyebarkan propaganda untuk Iran. Iran ingin menghasut kebencian di Jerman terhadap Israel dan Yahudi.

Untuk menjadi pengamat

IZH telah dipantau oleh BfV sejak didirikan pada awal tahun 1990an. Menurut pihak berwenang, ternyata pusat tersebut melakukan kontak dengan aparat keamanan Iran. IZH membantah tuduhan tersebut. Dikatakan mereka mengutuk kekerasan dan mendukung perdamaian.

Pagi ini, polisi menggerebek 53 bangunan yang terkait dengan IZH di seluruh Jerman. Ini terjadi bulan lalu dan November tahun lalu.

Pada bulan November, polisi juga menggerebek Masjid Biru

Di Hamburg, antara lain, Masjid Biru digeledah, yang seperti rezim di Iran, milik gerakan Syiah dalam Islam. Masjid ini didirikan pada tahun 1953 oleh warga Iran yang melarikan diri dari pemerintahan Iran yang pro-Barat.

Sejak Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979, masjid ini telah menjaga hubungan baik dengan rezim Iran. Masjid Biru berkembang menjadi salah satu pusat Syiah terbesar di Eropa. Selain masjid ini, tiga masjid Syiah lainnya harus segera ditutup.

Takut akan balas dendam

Di Jerman, ada kekhawatiran bahwa Iran akan melakukan pembalasan terhadap organisasi-organisasi Jerman. Ada pula kekhawatiran terhadap nyawa pria Jerman-Iran, Jamshid Sharmahd. Dia dijatuhi hukuman mati di Iran tahun lalu atas tuduhan korupsi. Menurut Amnesty International, hal ini terjadi setelah adanya persidangan palsu.