BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2019 terlihat dua kali lebih besar

Kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2019 terlihat dua kali lebih besar

Agen Pers Prancis

Berita NOS

Itu Kebakaran hutan di Indonesia tahun 2019 Mereka menyebabkan hampir dua kali kerusakan yang dilaporkan oleh pemerintah Indonesia, tulis para peneliti dalam jurnal ilmiah Earth System Science Data. Bukan 1,6 juta hektar, tetapi 3,1 juta hektar hutan dan hutan hujan hilang dalam kebakaran. Ini adalah area seluas Belgia.

Sebuah teknologi baru digunakan dalam pencarian, yang juga memungkinkan untuk memantau kebakaran kecil. Meskipun terjadi kebakaran hutan, tulis para peneliti, deforestasi telah menurun di Indonesia selama empat tahun terakhir.

Kebakaran hutan tahun 2019, yang terjadi terutama di Sumatera dan Kalimantan, termasuk yang paling parah dalam beberapa dekade terakhir. Udara menjadi sangat tercemar dengan kabut asap.

Di atas provinsi Jambi, langit berubah menjadi merah untuk beberapa saat:

Langit menjadi merah di atas Indonesia karena kebakaran hutan

Kebakaran seringkali dimulai secara ilegal oleh petani kecil dan peternak yang ingin membuka lahan untuk pertanian. Pihak berwenang Indonesia menahan hampir 200 orang sehubungan dengan kebakaran pada tahun 2019.

Pencarian dibatalkan

Investigasi kebakaran hutan merupakan isu sensitif di Indonesia. Salah satu peneliti, ahli ekologi Prancis David Javot, terpaksa meninggalkan negara itu pada tahun 2020 setelah hasil penelitian pertama dipublikasikan. Rumahnya juga digeledah. Menurut pihak berwenang Indonesia, deportasinya terkait dengan masalah visa.

Menurut Gafo, pengusiran tersebut merupakan akibat langsung dari penyelidikan:

Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan sebelumnya bahwa solusi permanen untuk kebakaran hutan tahunan harus ditemukan. Pengguna pembakaran berisiko hingga 15 tahun penjara, tetapi kelompok lingkungan mengatakan penegakan hukum masih kurang.

Keduanya media Indonesia Kantor berita Inggris Reuters telah meminta pemerintah Indonesia untuk menanggapi penyelidikan terbaru, namun belum mendapat tanggapan apapun.