Kursi yang kokoh
Pada awalnya, kata DuBois, kursi itu benar-benar merupakan penemuan Barat. Namun menurutnya penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui cara kerjanya. “Tentu saja ada banyak budaya di mana orang tidak duduk atau duduk di kursi, tapi, misalnya, jongkok atau di atas permadani atau bantal.” Terkadang kursi memiliki arti berbeda dalam budaya non-Barat. Misalnya kursi yang diperkenalkan ke Indonesia oleh penjajah. Alhasil, furnitur ini melambangkan kekuatan. Tahta juga merupakan contohnya.
Kursi dengan cerita
“Setiap kursi di pameran memiliki cerita tersendiri,” kata Dubois. “Ini bukan soal apakah ceritanya indah atau dibuat dengan baik. Ini adalah cerita yang sangat berbeda: politik, aktivis, atau pribadi.”
Contohnya adalah kursi roda yang terbuat dari pisau cukur oleh produsen asal Bangladesh. “Kursi tersebut membahas tentang mutilasi perempuan di beberapa bagian Bangladesh. Jadi ini adalah cerita yang sangat serius.” Sebuah kursi yang digunakan selama protes MH-17 juga dipajang. “Setiap tahun, kursi lipat murah ditempatkan di Den Haag selama musim panas, satu kursi untuk setiap korban,” kata Dubois. Itu adalah kursi yang benar-benar mengambil pendirian.
Pameran Chair A Stand dapat disaksikan di Central Museum Utrecht hingga 14 Januari
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit