Museum Tropen di Amsterdam memperkenalkan monumen digital yang menampilkan data sekitar 200.000 orang yang diperbudak selama masa kolonial. Monumen ini memberi penghormatan kepada individu-individu yang diperbudak di Suriname, Curaao dan Indonesia dan akan menjadi bagian dari pameran permanen baru ‘Tradisi Kolonial Kita’.
Tugu Nama tidak hanya menampilkan nama, tetapi juga keterkaitan dan kisah pribadi. Bangunan ini memiliki proyeksi besar dan layar sentuh dan dapat dicari dengan berbagai cara. Jika Anda mengklik sebuah nama, Anda akan melihat lebih banyak informasi tentang orang itu, dan sebuah rencana akan muncul dengan hubungan orang itu. Misalnya, orang tua dan anak, atau orang yang tinggal di taman yang sama.
“Monumen ini menunjukkan solidaritas sosial dari orang-orang yang diperbudak karena meskipun ada upaya untuk tidak memanusiakan yang diperbudak, mereka mempertahankan kemanusiaan mereka. Kami berharap untuk membuat mereka lebih jelas dengan cara ini,” kata Tropenmuseum.
Pada saat pameran dibuka pada 23 Juni, monumen itu berisi sekitar 200.000 nama, sebagian kecil dari total populasi yang diperbudak. Penelitian baru dapat ditambahkan, memungkinkan monumen untuk terus berkembang, lapor museum.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit