Obligasi Asia membukukan arus masuk bulanan terbesar mereka dalam 13 bulan di bulan Maret. Bank-bank sentral besar berharap untuk segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunga untuk membawa perekonomian keluar dari resesi.
Orang asing membeli obligasi senilai $4,52 miliar di India, india, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, pembelian bersih bulanan terbesar sejak Februari 2022, menurut data dari regulator dan asosiasi pasar sekuritas.
Mereka memperoleh $2,7 miliar pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan kuartalan pertama mereka dalam setahun.
Bagan – Obligasi Asia Investasi Asing Bulanan: Obligasi Asia
https://www.reuters.com/graphics/ASIA-DEBT/ASIA-DEBT/mopakqeydpa/chart.png
“Pasar tiba-tiba menilai kembali sejauh mana bank sentral akan menaikkan suku bunga menyusul kekhawatiran tentang sektor perbankan,” kata Aninda Mitra, Kepala Strategi Investasi dan Makro Asia di BNY Mellon Investment Management.
“Saya pikir ini telah berkontribusi pada narasi tentang di mana lagi Anda dapat menemukan mata uang murah dan hasil nyata yang bagus? Di situlah sudut Asia muncul dengan jelas.”
Obligasi Korea Selatan menarik $2,35 miliar arus masuk asing bersih, yang terbesar dalam delapan bulan, bertaruh pada harapan bahwa Bank of Korea akan memangkas suku bunga akhir tahun ini dan bahwa obligasi Korea Selatan akan dimasukkan dalam indeks obligasi FTSE.
Obligasi Malaysia, Indonesia, dan Thailand juga menerima arus masuk masing-masing sebesar $1,5 miliar, $700 juta, dan $283 juta.
Sementara itu, investor menjual bersih obligasi India senilai $307 juta, setelah dua bulan berturut-turut membeli, di tengah kekhawatiran atas tidak diperpanjangnya tarif pajak yang menguntungkan.
Pemerintah tidak memperpanjang tarif pajak 5% yang menguntungkan atas pendapatan dari sekuritas berdenominasi rupee, yang membuat investasi di negara ini lebih menarik. Jika perawatan ini berakhir, pajak 20% akan dibayarkan atas pendapatan bunga mulai 1 Juli.
Barclays memperkirakan permintaan luar negeri untuk obligasi India tetap lemah dalam waktu dekat.
“Pasar terikat, tidak ada perbaikan dalam konsolidasi indeks, dan kemungkinan perubahan pajak FPI yang akan datang dapat terus membebani permintaan investor,” kata Barclays.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit