BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Olaf mewakili Belanda dalam kompetisi pemrograman internasional

Olaf mewakili Belanda dalam kompetisi pemrograman internasional

Olaf yang berusia 17 tahun dari s-Gravenzande lolos sebagai satu dari empat orang Belanda untuk kompetisi Olimpiade Internasional Informatika di Indonesia.

Singkatnya, ilmu komputer adalah pemrograman di komputer. Ini bukan hanya hobi Olaf, tapi juga hasratnya. “Ini sebenarnya sedikit karena ayah saya,” kata Olaf kepada WOS. “Dia adalah seorang programmer dan dia bisa membuat saya bersemangat tentang profesi ini sejak usia dini, dan saya memulainya saat itu dan tidak pernah berhenti.”

Ketika Olaf duduk di bangku kelas tiga SMA, dia mendengar tentang Olimpiade Informatika Belanda. Dia telah terlibat sejak itu. “Setiap tahun saya berusaha memperbaiki diri,” kata Olaf. Jadi dia berhasil meningkatkan. Dia menang tahun ini, jadi dia bisa pergi ke Indonesia.

wawasan

Menurut Olaf, salah satu alasan dia menang adalah wawasannya yang tajam. “Banyak orang mempelajari semua rumus dan algoritme dengan hati dan sangat terbawa dengan pemrograman. Saya sedikit kurang, tetapi karena wawasan saya, saya dapat membuat rumus sendiri.

Dia ragu apakah kesediaan ini juga akan membantu Olaf di Indonesia. Setiap pemenang mendapatkan sebuah buku yang berisi semua rumus yang perlu mereka ketahui. “Ini adalah rumus yang telah dipelajari oleh matematikawan selama bertahun-tahun. Sayangnya, wawasan saya tidak akan membantu saya dalam hal ini. Jadi saya harus mulai mencap,” kata programmer muda itu.

di peta

Olaf akan berangkat ke Indonesia pada 5 Agustus mendatang. Di sana ia bisa bertanding melawan ratusan peserta dari puluhan negara. Harapannya tinggi. “Saya berharap dapat medali perunggu. Sudah jelas China dan Rusia tidak bisa dikalahkan, mereka legendaris di profesi ini,” Olaf tertawa.

Olaf berharap dia bisa menempatkan ilmu komputer di peta sebentar. “Saya ingin lebih banyak perhatian dan saya bisa mendorong orang lain dalam profesi ini. Kelihatannya lebih sulit dari itu.”

READ  'Melewatkan kesempatan Rijksmuseum untuk melarang 'Perciap' karena dianggap rasis' | komentar