BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pameran bertujuan untuk melawan stereotip tentang orang Asia: ‘Kami tidak semua orang Cina’

Pameran bertujuan untuk melawan stereotip tentang orang Asia: ‘Kami tidak semua orang Cina’

Gagasan bahwa semua orang Asia adalah sama menjadi alasan di balik pameran empat fotografer Belanda keturunan Asia. “Mereka semua orang Cina,” komentar fotografer Roy Junlong sering mendengar ketika dia berbicara tentang komunitas Asia.

dengan pameran saya asiayang dapat dilihat di situs Perpustakaan Umum di Stasiun Pusat Amsterdam, para fotografer ingin memberikan wajah kepada orang-orang Belanda yang berlatar belakang Asia dan menunjukkan keragaman yang besar di dalam masyarakat.

Pertanyaan “Siapa saya” adalah pertanyaan mendasar. “Proyek ini adalah pertanyaan pribadi tentang identitas Asia kami,” kata fotografer Roy Jun, yang memiliki latar belakang Cina. Ini memiliki ukuran hidup Siapa ini?Permainan, dengan gambar yang menunjukkan perbedaan antara komunitas Asia, di mana pengunjung dapat memainkan permainan itu sendiri.

Stereotip media

Menurut fotografer, ketidakpedulian orang Asia mengarah pada kegigihan stereotip di media Belanda, yang mendorong rasisme. “Masyarakat Asia secara sistematis dikecualikan dari lanskap media Belanda. Dan jika mereka muncul, mereka adalah stereotip dalam film, serial, buku, dan iklan,” kata Roy John.

Dalam film dan serial, karakter Asia bermain, misalnya, peran sebagai pemilik bar makanan ringan yang berbicara bahasa Belanda yang buruk, atau orang tua Asia yang memiliki harapan tinggi untuk anak-anak mereka. “Dalam kartun dan buku komik, orang Asia sering digambarkan dengan kulit kuning, mata seperti garis dan topi jerami berbentuk kerucut. Mereka juga sering digambarkan pada paket makanan Asia,” kata fotografer.

Dalam kehidupan sehari-hari, Roy John terganggu oleh stereotip orang Asia. Dia dibesarkan di Friesland, di mana dia sering harus berurusan dengan rasisme. “Orang-orang yang meneriaki Anda dengan hal-hal yang diskriminatif dan rasis. Anda bisa ditendang dan diludahi. Itu terjadi di sekolah, di tempat kerja, di supermarket,” kata fotografer.

READ  "Di Indonesia saya akan berakhir di selokan, yang bisa saya lakukan hanyalah melukis"