Zwolle – Hari ini Walikota Zwolle Peter Snijders dan Administrator Bert Pierik van Bergklooster menandatangani perjanjian untuk konservasi dan pemeliharaan pemakaman KNIL Maluku di Zwolle untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Dengan cara ini, Pemkot memberikan substansi rehabilitasi KNIL prajurit Maluku dan pengakuan atas penderitaan warga Maluku. Tahun ini, Berkluster akan mengadakan perjanjian individu dengan pemegang hak atas kuburan tentara Tentara Pembebasan Nasional. Kuburan tersebut menerima lencana perunggu untuk pengakuan mereka.
Pada tahun 1951, sebanyak 12.900 tentara KNIL Maluku tiba di Belanda bersama keluarganya. Mereka trauma dengan Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan Indonesia. Setibanya mereka di Belanda, kelas kelompok sedang menunggu mereka dan dengan itu KNIL diletakkan. Tempat tinggal di Belanda akan bersifat sementara. Setelah kedatangan mereka, keluarga Molokan dirawat di daerah pemukiman, termasuk bekas kamp konsentrasi. Pada akhirnya, penentuan nasib sendiri yang dijanjikan tidak terwujud dan tempat tinggal di Belanda menjadi permanen.
Walikota Peter Snijders: “Kelompok kerja 70 Zwolle Maluku telah menarik perhatian kita pada sejarah ini. Setelah lebih dari tujuh puluh tahun, kebutuhan untuk merehabilitasi tentara KNIL Maluku dan penderitaan orang Maluku dan dampaknya terhadap Zwolle telah diakui Jadi kami memutuskan sebagai kotamadya yang berkepentingan Untuk melestarikan 50 kuburan tentara Tentara Pembebasan Nasional di Zful.
Dari 50 makam KNIL Maluku di Zwolle, 49 berada di Pemakaman Bergklooster dan satu di Pemakaman Kranenburg. Monumen Zandhove juga terletak di Kranenburg. Panti jompo Zandhof memiliki kuburan di Pemakaman Kranenberg untuk penduduk, termasuk tentara KNIL Molokan dan istri mereka. Zandhove meninggalkan kuburan pada tahun 2001, setelah itu peringatan untuk sisa-sisa kelompok orang ini didirikan dengan berkonsultasi dengan kotamadya Zwolle.
Setelah berkonsultasi dengan Pokja 70 Tahun Maluku dan Kepala Sekolah Bergklooster, pemerintah kota juga sedang mengerjakan pembangunan monumen di Bergklooster sebagai pusat perayaan. Inilah nama-nama generasi pertama prajurit KNIL Maluku di Zwolle, termasuk yang dikremasi atau yang akhirnya dimakamkan bukan di Belanda tapi di Indonesia.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia