BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pemerintah Inggris meminta maaf atas rasisme untuk mengenang para korban perang

Pemerintah Inggris meminta maaf atas rasisme untuk mengenang para korban perang

Pemerintah Inggris telah meminta maaf karena tidak memperingati tentara kulit hitam dan Asia yang tewas dalam Perang Dunia I untuk Kerajaan Inggris. Diperkirakan 116.000 korban tidak pernah diberi nama atau diabadikan. Ini terjadi dengan korban kulit putih.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berkata di Parlemen: “Saya ingin meminta maaf atas nama pemerintah saat ini dan kemudian pemerintah.” Bicara tentang “rasisme mendalam”. Menurut Wallace, tidak ada keraguan bahwa prasangka telah berperan sebelumnya. Ia juga menyayangkan keterlambatan permintaan maaf tersebut.

Pencarian independen

Penelitian baru-baru ini tentang ingatan para prajurit perang yang tewas menunjukkan bahwa tentara yang gugur dari Afrika dan Timur Tengah telah “diingat secara tidak proporsional”. Komisi Pemakaman Perang Persemakmuran telah melakukan penelitian dan berkomitmen untuk memperingati korban perang di kedua Perang Dunia dengan pijakan yang sama, terlepas dari pangkat, latar belakang, atau agama.

Investigasi telah dimulai untuk menanggapi film dokumenter tersebut tak bisa diingat Sejak 2019. Kuburan massal telah terungkap di Kenya dan Tanzania, bekas koloni Inggris Raya, tempat mayat orang Afrika dibuang. Itu terjadi tanpa bentuk perayaan apa pun, Serikat Anggota parlemen David Lamy, yang berpartisipasi dalam film dokumenter pada saat itu.

Tentara yang gugur tidak diberi batu nisan atau monumen lain karena para pejabat memandang ini sebagai pemborosan uang publik Inggris. Laporan tersebut menyatakan bahwa seorang gubernur koloni Inggris mengatakan pada tahun 1923 bahwa “rata-rata penduduk asli tidak akan memahami atau menghargai batu nisan itu.”

martabat

Dalam pidatonya, Wallace mengatakan bahwa pemerintah Inggris akan mengambil tindakan untuk mengoreksi peristiwa masa lalu. Misalnya, dalam arsip dicari nama-nama korban dan bagaimana komunitas lokal ingin melihatnya dalam ingatan.

READ  Pembunuh menyerang lagi setelah 27 tahun di penjara: Kami tidak akan berhenti sampai kami melihatnya di kursi listrik' | Luar negeri

“Saya senang bahwa pria yang diambil dari desa mereka dan dipaksa berjuang untuk Kerajaan Inggris sekarang bisa mendapatkan kembali martabat mereka,” kata Lamy di BBC.