Penduduk Pulau Bari di Indonesia telah mengajukan keluhan terhadap produsen semen Swiss Holcim, mencari kompensasi atas kerusakan iklim. Ini diumumkan oleh LSM yang mendukung para pengadu.
Sumber: BELGA
Pulau yang terancam hilang di bawah permukaan laut ini telah mengalami banjir lima kali dalam setahun terakhir, kata LSM EPER (Entraide Protestan Suisse) dalam pemberitahuan. Organisasi keagamaan berjuang untuk hak asasi manusia dan keadilan iklim. Para pengadu meminta agar produsen semen memberikan kompensasi kepada mereka atas kerusakan yang terjadi di pulau tersebut dan agar perusahaan ikut membiayai langkah-langkah perlindungan banjir. Mereka juga menyerukan kelompok Swiss untuk segera mengurangi emisi karbon dioksida.
“Untuk pertama kalinya, sebuah perusahaan Swiss harus bertanggung jawab secara hukum atas perannya dalam perubahan iklim,” tegas LSM Swiss tersebut bahwa Holcim tidak berbuat banyak untuk mengurangi emisinya cukup untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C. Selain itu, LSM tersebut mengatakan perusahaan “terlambat memulai” dengan upaya tersebut.
Pada bulan Juli, empat penduduk pulau tersebut, tiga pria dan satu wanita, mengajukan pengaduan terhadap Holcim ke pengadilan di kanton Zug, tempat kantor terdaftar grup Swiss tersebut berada, setelah upaya penyelesaian damai gagal.
Pada 2019, Holcim menjual aktivitasnya di Indonesia kepada produsen semen lokal Semen Indonesia.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia