BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Peringatan 16 Agustus: 'Setiap orang mendapat kesempatan untuk berbagi cerita'

Peringatan 16 Agustus: 'Setiap orang mendapat kesempatan untuk berbagi cerita'

Peringatan Inklusif

Orang-orang berkumpul hari ini di Dutch East Indies Memorial di Amsterdam untuk mengenang semua orang yang menderita di Indonesia selama dan setelah Perang Dunia II. Sejarawan sekaligus pembicara pada peringatan tersebut, Yulia Batopang: “Yang membedakan peringatan ini adalah bukan tentang kebangsaan atau nasionalisme, melainkan tentang penderitaan warga sipil, Perang Dunia II, Perang Kemerdekaan Indonesia, dan era pascakolonial. ” Kisah-kisah pribadi adalah inti dari peringatan ini. Tidak ada tato militer seperti pada peringatan 15 Agustus.

Pendekatan yang dilakukan pemrakarsa adalah dengan menyelenggarakan peringatan tersebut secara lebih inklusif. Pattobang menambahkan: “Setiap orang mendapat kesempatan untuk berbagi cerita.” Dia sendiri berbicara tentang apa arti pengakuan.

diperlukan

Kebutuhan setiap orang untuk mengingat berbeda-beda, kata sejarawan tersebut. Namun: “Cerita dari pihak Indonesia masih kurang terbuka,” katanya. Acara peringatan pada 16 Agustus berfokus pada hal ini. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno, presiden pertama Indonesia, memproklamirkan Negara Republik Indonesia. Peringatan tersebut sengaja tidak dijadwalkan pada tanggal 17 Agustus karena merupakan hari libur nasional Indonesia yang memperingati dan merayakan kemerdekaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Batopang melihat hari libur nasional ini semakin banyak dirayakan di Belanda, terutama oleh generasi muda. “Saya senang dengan hal itu. Mereka sebagian besar adalah pemuda Indonesia Belanda yang tumbuh dalam keluarga Indonesia, yang salah satu anggota keluarganya berasal dari Indonesia. Mereka ingin mempertahankan sesuatu.”

READ  Komentar | Nancy Pelosi harus mengunjungi Taiwan