Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, berharap untuk memperkenalkan kewajiban pencampuran 50% biodiesel dengan minyak sawit pada awal tahun depan, yang menurutnya akan mengurangi impor bahan bakar sebesar $20 miliar per tahun.
Indonesia mengatakan pada minggu lalu bahwa mereka berencana untuk meningkatkan campuran bahan bakar dari 35% menjadi 40% pada bulan Januari 2025 untuk mengurangi impor bahan bakar dan mengurangi emisi bahan bakar fosil.
Prabowo akan mengambil alih jabatan Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober, yang pemerintahannya telah memerintahkan industri kelapa sawit untuk mempersiapkan campuran 50% B50. Uji coba telah dimulai dengan produk komposit tinggi.
“Kita sekarang sudah di B35 dan akan kita akselerasi ke B40, B50,” kata Prabowo, Sabtu malam.
B50 terbuat dari minyak sawit, dengan 50% biodiesel, begitu kita mencapai B50, Insya Allah pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan menghemat $20 miliar per tahun, dan kita tidak perlu mengirim uang ini ke luar negeri. .”
Minyak sawit berjangka Malaysia naik 1,4% sebelum turun menjadi 3.921 ringgit ($902,42) per ton lebih dari sebulan setelah berita tersebut.
GAPKI, asosiasi produsen minyak sawit terbesar di Indonesia, mengatakan pada hari Senin bahwa B50 tidak dapat diterapkan pada awal tahun 2025 karena belum diuji.
Asosiasi Produsen Bahan Bakar Nabati Indonesia APROBI mengatakan para produsen memerlukan waktu untuk menguji bahan bakar B50 dan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan, kata sekretaris jenderal kelompok tersebut.
Industri biodiesel mungkin perlu meningkatkan kualitas produknya untuk memastikan bahan bakar stabil untuk rasio pencampuran paksa yang lebih tinggi, kata Tatang Hernas Soravidjaja, pakar biofuel di Institut Teknologi Bandung.
Biodiesel berpotensi membentuk lumpur jika bersentuhan dengan oksigen, terutama pada saat pengangkutan dan penyimpanan, sehingga dapat menyumbat filter mesin, ujarnya.
“Beberapa produsen biodiesel harus memasang peralatan baru untuk memenuhi standar baru, yang akan diikuti dengan uji komersialisasi, yang tidak hanya menguji bahan bakar di kendaraan, tetapi akan memakan waktu enam bulan,” kata Dadong.
“Akan bijaksana untuk menerapkan standar tersebut sesegera mungkin pada akhir tahun 2025,” tambahnya.
B50 diperkirakan mengonsumsi 18 juta ton minyak sawit mentah tahun ini, dibandingkan dengan 11 juta ton yang digunakan untuk B35, kata GAPKI sebelumnya.
Menurut data GAPKI, konsumsi minyak sawit di Indonesia telah tumbuh rata-rata sebesar 7,6% per tahun sejak tahun 2019, sementara produksi di Indonesia, produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia, tumbuh kurang dari 1% per tahun pada periode yang sama. . Peningkatan mandat biodiesel akan menyebabkan penurunan volume ekspor.
“Pencapaian 50% dalam beberapa bulan mendatang tidak mungkin terjadi karena tes yang diperlukan belum dilakukan. Mencapai 40% sudah merupakan hal yang sulit,” kata seorang pedagang yang berbasis di Mumbai.
Mandat biodiesel minyak sawit di Indonesia berlaku untuk transportasi darat, kereta api, mesin industri, dan pembangkit listrik tenaga diesel.
Indonesia juga sedang mengembangkan bahan bakar jet berbasis minyak sawit dan telah melakukan uji terbang, meskipun penerapan campuran biofuel 3% untuk bahan bakar jet pada tahun 2020 telah ditunda.
($1 = 4,3450 Ringgit)
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit