Sementara sebagian besar profesor yang akan berangkat diberikan konferensi, alumni Niko Kaptein dan mahasiswa PhD mengambil pendekatan besar. Mereka membawanya tidak hanya ke konferensi perpisahan, tapi juga tur dua minggu keliling Indonesia yang diisi dengan ceramah dan jalan-jalan.
Sebagai guru besar Islam di Asia Tenggara, Kapteen pernah menjadi koordinator beberapa proyek kerjasama di bidang Studi Islam dengan Kementerian Agama RI. Mahasiswa Indonesia yang berbakat dan calon PhD dibawa ke Leiden, di mana mereka dilatih metodologi studi Islam dan dapat menggunakan koleksi di perpustakaan dan arsip. 'Antara tahun 1989 dan 2012, saya melihat ratusan orang Indonesia melewati dan membimbing sejumlah besar dari mereka sepanjang jalur tesis Master atau PhD mereka,' kenang Kapteen. 'Itu selalu menyenangkan.'
Khususnya dalam beberapa tahun terakhir, penekanan juga diberikan pada pelatihan para pemimpin ilmiah muda. “Ini bekerja dengan baik,” kata Kaptein. 'Banyak siswa kami sekarang memegang jabatan profesor, dekan, atau posisi tingkat tinggi lainnya di bidang sains. Hasilnya, saya memiliki jaringan alumni yang luas dan menduduki posisi-posisi sentral di Indonesia. Ketika saya mendengar bahwa saya akan pensiun, muncul ide untuk membawa saya ke sana. Untuk itu, mereka mengerahkan jaringan alumni dari Leiden, Indonesia.'
Wisata
Jaringan itu kemudian menjadi lebih menarik. Apa yang dimulai dengan rencana konferensi dua hari di Jakarta dan berpuncak pada tur dua minggu ke Sumatera Barat, Lombok dan Jawa Barat dengan bantuan Jaringan Leiden. “Total saya memberikan enam ceramah tentang penelitian saya saat ini dalam sepuluh hari, membuka pameran Snok Harkronje di Serang, dan melakukan berbagai perjalanan khusus, mulai dari mengunjungi rumah tua Multatuli di Rangasbitung hingga Makam Suci di Ulagan. , ” kata Kapteen.
Bagus sekali
Pertemuan dengan mantan muridnya bisa menjadi sangat istimewa. 'Saya telah bertemu setidaknya enam puluh dari mereka. Itu adalah perayaan pengakuan yang besar. Sangat bagus, karena mereka semua melakukannya dengan sangat baik. Magang di Leiden merupakan periode penting dalam perkembangan mereka dan memberikan dorongan besar dalam karir mereka. Sangat menyenangkan melihat ada sisi timbal balik dalam hal ini. Mereka telah menerima banyak hal dari kami, tetapi sekarang mereka telah memberi saya kembali hal yang baik dengan memberikan perhatian kepada saya. Aku malah mandi air panas di mana-mana.'
Niko Kapteen diundang oleh Universitas Islam Internasional Indonesia di Jakarta (Nurhaidi Hasan dan Yanwar Pribadi). Perjalanan tersebut terselenggara oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Padang (Yazrul Huda), UIN Mataram (Mohamed Abdun Nasir), UIN Banten (Ade Suryani) dan Kantor Universitas Leiden di Jakarta (Marik Bellan).
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit