Para astronom telah menemukan salib Einstein baru. Hal ini membuat empat gambar identik dari satu galaksi jauh terlihat.
Para ilmuwan menggunakan Teleskop Sangat Besar untuk mengamati sistem lensa segi empat. Objek tersebut diberi nama DESI-253.2534+26.884.
Titik merah di tengahnya adalah galaksi elips. Galaksi ini memiliki medan gravitasi yang sangat kuat. Cahaya dari benda di belakang massa dibelokkan. Ini mempunyai berbagai konsekuensi. Dengan cara ini, citra galaksi dapat diperbesar, didistorsi, atau diperluas. Kadang-kadang menghasilkan banyak gambar, misalnya dalam kasus salib baru Einstein. Berkat pelensaan gravitasi, galaksi-galaksi jauh dan tak kasat mata dapat terlihat.
Karena perluasan alam semesta, galaksi-galaksi jauh berwarna lebih merah dibandingkan galaksi-galaksi terdekat. Namun layang-layang itu tidak berlaku untuk salib Einstein ini. Galaksi di pusatnya jauh lebih dekat ke Bumi dibandingkan semanggi berdaun empat. Keempat gambar galaksi jauh tampak lebih biru karena terdapat banyak bintang muda di galaksi ini. Galaksi latar depan di tengah sebagian besar terdiri dari bintang-bintang tua, dan karenanya tampak lebih merah.
Gambar Hubble yang terkenal di dunia tentang salib pertama Einstein
di dalam kertas Penulis juga sempat menilik sejarah salib Einstein. Pada tahun 1985, para astronom menemukan salib Einstein pertama: lensa Hochra (G2237+0305). Dinamakan berdasarkan nama salah satu penemunya John Hochra, galaksi ini terletak 400 juta tahun cahaya dari Bumi. Dibuat pada tahun 1990 Teleskop Hubble menangkap gambar Salib Einstein yang terkenal di dunia ini. Keempat daun tersebut terdiri dari quasar yang berjarak delapan miliar tahun cahaya dari kita. Galaksi latar depan hanya berjarak 400 juta dari planet kita. Setelah lensa Hochra Banyak persilangan baru yang ditemukan.
Apa hubungan Einstein dengan topik tersebut?
Anda mungkin bertanya-tanya: Mengapa benda ini disebut Salib Einstein? Hal ini karena salib Einstein adalah contoh sempurna pelensaan gravitasi. Albert Einstein menerbitkan teori relativitas umum pada tahun 1916, di mana ia memperkirakan, antara lain, bahwa gravitasi galaksi dapat membelokkan cahaya, seperti halnya lensa kaca. Belakangan prediksi ini menjadi kenyataan.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Membayar iklan di Facebook dari Indonesia menjadi lebih mudah: Pelajari cara melakukannya
Corsair meluncurkan monitor Xeneon 34 inci dengan panel QD OLED dengan resolusi 3440 x 1440 piksel – Komputer – Berita
Microsoft menyumbangkan Project Mono kepada komunitas Wine – IT – Berita