BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Serangan udara di Khartoum, gencatan senjata tampaknya masih jauh

Serangan udara di Khartoum, gencatan senjata tampaknya masih jauh

Orang-orang naik bus selama evakuasi di selatan Khartoum

Berita NOS

Ibu kota Sudan, Khartoum, dan kota-kota tetangganya dibom dan menjadi sasaran serangan udara hari ini. Demikian dilansir kantor berita Reuters. Akibatnya, mengakhiri kekerasan tampaknya masih jauh.

Selain ibu kota Sudan, kota-kota tetangga Bahri dan Anderman juga dilanda penembakan dan serangan udara. Kota-kota ini, bersama dengan wilayah barat Darfur, telah menjadi medan pertempuran utama sejak tentara dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat mulai bertempur pada pertengahan April.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan hari ini bahwa kerusuhan telah menyebabkan sedikitnya 676 orang tewas dan 5.576 terluka. Karena banyak orang hilang dan masih ada mayat di jalanan, jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

Reporters Without Borders menyangkal tanggung jawab

Perang memperburuk krisis kemanusiaan di negara itu. Jumlah orang akibat kekerasan di Sudan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) sebelumnya melaporkan bahwa jumlah pengungsi internal lebih dari 700.000 orang. Selain itu, 200.000 orang Sudan telah meninggalkan negara itu.

Kekerasan juga dilaporkan meningkat di El Geneina, ibu kota Darfur Barat. Darfur Bar Association mengatakan dalam sebuah pernyataan yang tersedia untuk Reuters bahwa jumlah korban tewas pada hari Jumat dan Sabtu telah meningkat menjadi lebih dari 100 orang. Di antara para korban adalah imam masjid tua di kota itu.

Sebuah organisasi hak asasi manusia lokal menyalahkan pembunuhan, penjarahan dan pembakaran di El Geneina atas serangan geng bersenjata sepeda motor dan Pasukan Pendukung Cepat. Pasukan Dukungan Cepat menolak bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.

Pabrik terbakar

Pada hari Jumat, kedua belah pihak mencapai kesepakatan awal untuk melindungi warga sipil dan memastikan akses kemanusiaan. Tapi meski memaksakan kesepakatan ini seharusnya sudah dibahas hari ini, pertempuran belum berhenti.

Selain itu, penjarahan dan perusakan berdampak pada pengiriman pasokan bantuan. Pekan lalu, sebuah pabrik yang memasok 60 persen makanan yang digunakan oleh PBB untuk merawat anak-anak yang kekurangan gizi parah, terbakar habis.

Api menghancurkan perbekalan yang dibutuhkan untuk merawat sekitar 14.500 anak, serta mesin pabrik. kata UNICEF.