Pameran ‘Belt of Paper’ tentang kebangkitan buku cetak di Indonesia berlangsung di House of the Book Museum di Den Haag hingga bulan Februari.
Pameran ini mencakup periode 1816-1957, ketika Belanda menjajah nusantara sebagai Hindia Belanda dan menasionalisasi seluruh perusahaan Belanda di sana. Penonton memperoleh wawasan menarik mengenai perkembangan (pasca) dalam masyarakat kolonial.
Contoh kaligrafi Jawa yang indah, buku-buku sekolah kolonial dan materi promosi dari penerbit dipajang, serta barang cetakan yang menunjukkan betapa kerasnya diskriminasi yang terjadi jauh sebelum Revolusi Indonesia dan bagaimana keinginan untuk Indonesia merdeka dicetak.
Pameran ini didasarkan pada buku ‘Across the Ocean with a Printing Press’ oleh Lisa Kuydert dan penelitian Elaine Kortegas yang sedang berlangsung. Keduanya adalah kurator tamu pameran yang dibuat bekerja sama dengan Universitas Amsterdam, Perpustakaan Kerajaan di Den Haag, dan Perpustakaan Universitas Leiden.
Relawan dari City News Meretas barang Membuat video laporan pembukaan pameran yang dapat anda saksikan di atas. Hoxey Tinken adalah organisasi nirlaba dengan dewan redaksi independen tanpa kepentingan komersial.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit