Menanam pohon atau melindungi hutan bukanlah cara Shell untuk mengimbangi emisinya. Perusahaan ingin menerapkan putusan dalam kasus iklim Shell dengan mengimbangi 120 megaton karbon dioksida dengan pohon pada tahun 2030. Ini setara dengan 85% dari semua emisi Belanda. Solusi palsu, menurut penelitian oleh Milieudefensie. Milieudefensie mengatakan satu-satunya cara untuk mematuhi keputusan tersebut, untuk menghentikan perubahan iklim dan berhenti mengancam kehidupan manusia adalah dengan mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca.
“Shell berencana untuk menciptakan hutan fantasi dengan kompensasi sebagai ‘solusi.’” Nine de Pater, manajer kampanye di Milieudefensie, mengatakan ini mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya perlu dilakukan perusahaan untuk memerangi perubahan iklim yang berbahaya: emisi yang lebih rendah. sampai di sana dengan kompensasi Dasar teoretisnya lemah: ini adalah solusi sementara untuk masalah permanen Selain itu, di Kenya dan Indonesia kami melihat jenis proyek ini sebagai ancaman terhadap hak asasi manusia Shell harus mengurangi emisi.
Kompensasi dengan hutan tidak mungkin
Menanam pohon atau melindungi hutan secara teknis disebut Nature-Based Solutions (NBS). Pendekatan ini tidak bekerja, laporan menunjukkan. Alasan utamanya adalah karbon dioksida tetap berada di udara secara permanen, sedangkan pohon menyimpan karbon dioksida hanya untuk sementara. Satu kebakaran hutan dilepaskan dan semua karbon dioksida dilepaskan lagi dan pemanasan global berlanjut. Masalah besar lainnya dengan NBS adalah luas lahan yang dibutuhkan untuk mengimbangi emisi Shell. Tanah sering digunakan di Global South karena lebih murah dan pohon tumbuh lebih cepat.
Proyek di Kenya, Peru dan Indonesia
Laporan tersebut melihat pada 3 proyek NBS yang bersama-sama menyumbang 80% dari offset CO2 Shell saat ini dari pohon. Proyek di Kenya adalah contoh yang kuat tentang bagaimana masyarakat lokal telah dirugikan. Nine de Pater: “Kami melihat bahwa hanya 5% dari kontributor proyek adalah penduduk lokal, sementara mereka bahkan tidak lagi diperbolehkan mengambil cabang hutan untuk pemanasan dan memasak di rumah.” Perusahaan yang menjual hak kompensasi di Peru telah melebih-lebihkan jumlah deforestasi yang diharapkan, yang dapat menyebabkannya membebankan lebih banyak uang untuk melindungi hutan. Shell menganggap mereka kaya dalam proyek di Indonesia, dan ada pertanyaan kuat apakah deforestasi akan pernah terjadi.
Sumber Milieudefensie.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia