BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Sekarang setelah 133 anak di Indonesia meninggal karena gagal ginjal akut, sirup obat batuk telah dipelajari.

Sekarang setelah 133 anak di Indonesia meninggal karena gagal ginjal akut, sirup obat batuk telah dipelajari.

Pada hari Rabu, otoritas kesehatan Indonesia melarang semua penjualan sirup obat. Secara total, 241 kasus cedera ginjal akut telah dilaporkan di Indonesia, termasuk 133 kematian. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam jumpa pers Sadiq.

Menurut ahli epidemiologi Dickie Budiman, lebih banyak lagi yang terinfeksi. “Saya pikir ada tiga atau lima kali lebih banyak kasus.” Itu karena tiga perempat orang Indonesia lebih suka merawat diri, jelasnya. Mereka tidak mampu untuk pergi ke rumah sakit. “Ini dimulai dengan penduduk pulau yang tidak mampu membayar feri ke daratan untuk kunjungan rumah sakit, apalagi rumah sakit.”

Pendaftaran berkurang

Misalnya, Budiman berbicara dengan seorang rekan dari Sulawesi yang mengatakan bahwa bayi yang sudah meninggal memiliki gejala yang sama dengan bayi yang terdaftar. Mereka muntah, buang air kecil lebih sedikit, diare dan harus batuk dan bersin. “Mereka tidak pernah sampai di rumah sakit, dan itulah sebabnya mereka tidak terdaftar.” Sehingga jumlah korban tidak akurat.

Menurut ahli epidemiologi, ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar kasus tercatat di Jakarta. Orang-orang di kota harus pergi ke rumah sakit.

Sebelumnya di Gambia

102 sirup dilarang setelah beberapa sirup ditemukan mengandung etilen glikol dan dietilen glikol. Menkes menyebutkan, zat tersebut ditemukan dalam obat batuk yang disimpan di rumah oleh beberapa korban. Mereka adalah dua faktor yang sebelumnya terkait dengan kematian anak akibat gagal ginjal di Gambia.

Dua pekan lalu, The Gambia melaporkan kematian 70 anak akibat cedera ginjal akut setelah mengonsumsi sirup yang mengandung zat tersebut dalam kadar tinggi. Seperti di Indonesia, sebagian besar korbannya berusia di bawah lima tahun. Di Gambia, sirup obat batuk dari produsen India Maiden Pharmaceuticals tampaknya menjadi penyebab gagal ginjal pada anak-anak.

READ  DNA wanita berusia 7.200 tahun itu bertentangan dengan apa yang sebelumnya diketahui tentang manusia purba

Namun karena sirup tersebut tidak tersedia di Indonesia, maka penyelidikan dimulai di negara tersebut. Hingga berlanjut, belum bisa dipastikan 100 persen bahwa sirup adalah penyebab langsung gagal ginjal. Misalnya, Zullies Ikawati, guru besar farmakologi dan farmakologi klinis di Universitas UGM, menegaskan bahwa keterkaitannya belum dapat dibuktikan dan sebab-akibatnya masih menjadi misteri.

Ahli epidemiologi Budiman menambahkan bahwa tidak ada yang bisa dikatakan pasti, tetapi fakta bahwa Indonesia adalah salah satu importir utama bahan baku farmasi dari India menimbulkan pertanyaan. “Jadi sirupnya buatan Indonesia, tapi bahannya dari India.”

Obat alternatif

Menteri Kesehatan kemarin mengatakan bahwa beberapa pasien telah membaik setelah menerima obat penawar yang didatangkan dari Singapura. Jadi, dia berjanji untuk membeli lebih banyak.

Menurut Budiman, itu adalah ‘pilihan yang sempurna’. Penangkal tampaknya efektif melawan racun yang ditemukan dalam sirup. “Fakta bahwa pasien meresponsnya dengan baik berarti mereka harus diracuni dengan zat itu.”

Tapi ada ‘tetapi’, ahli epidemiologi menjelaskan. “Tidak semua pasien merespons kemoterapi dengan baik.” Itu berkat sirup gagal ginjal akut untuk semua pasien. Bisa juga disebabkan oleh infeksi seperti Corona.

Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang penyebabnya, Budiman berpendapat untuk menyatakan wabah resmi. “Maka kita bisa mencatat kasus dengan lebih baik,” jelasnya. Karena jika ada wabah resmi, pemerintah bisa mendanai masyarakat yang berobat ke rumah sakit.

“Itu berarti penduduk pulau diganti untuk menyeberang ke rumah sakit di daratan.” Informasi lebih lanjut, termasuk lebih banyak log, dapat digunakan untuk menyelidiki penyebab pasti wabah.

Tetapi penyampaian informasi perlu diubah, kata Budiman, yang berspesialisasi dalam komunikasi krisis. Sekarang ada banyak sumber yang menyebarkan berbagai jenis informasi dan membingungkan orang.

READ  Dwight mempersembahkan 'Terpesona - kembali ke Indonesia' di NPO3

Menurutnya, akan lebih baik jika Kementerian Kesehatan dan Komisi Medis dan Pangan Indonesia secara bersamaan merencanakan konferensi pers bersama untuk berbagi temuan dan menjawab pertanyaan.

Penjualan semua obat cair telah dihentikan

Karena sirup tidak menimbulkan masalah dalam beberapa tahun terakhir, sekarang sedang diselidiki komponen mana yang salah, kata koresponden Asia Tenggara Thom Schellstraat. “Menurut seorang ahli medis yang berbicara kepada media Indonesia, kemungkinan besar komposisi sirup itu berubah baru-baru ini.”

Kementerian Kesehatan Indonesia sekarang sedang melakukan penelitian tentang bahan-bahan yang tepat tersebut, kata Schellstrate. “Kemarin mereka sudah mendapatkan hasil pertama, mereka mengatakan mereka bisa mengatakan dengan ’75 persen kepastian’ bahwa kualitas manufaktur yang buruk dari zat yang biasa digunakan dalam sirup bertanggung jawab atas cedera ginjal yang fatal.”

Orang Indonesia langsung memikirkan hubungannya dengan sirup India yang digunakan di Gambia. “Tapi menurut kementerian yang bertanggung jawab, sirup itu tidak terdaftar di Indonesia. Pemerintah belum mengatakan sirup mana yang sekarang dicurigai. 102 sedang diselidiki dan sebagai tindakan pencegahan Indonesia telah menghentikan penjualan semua obat cair.”