Setelah hampir empat tahun, maskapai China ini kembali terbang dengan Boeing 737 MAX | Ekonomi

Boeing 737 MAX milik China Southern Airlines lepas landas dari kota Guangzhou di China selatan pada hari Jumat dan menuju Zhengzhou.

Fakta bahwa pesawat tersebut kini digunakan kembali oleh maskapai China merupakan kabar baik bagi Boeing. Pabrikan pesawat itu melihat China sebagai pasar penting untuk pesawat komersial. Pada 2019, maskapai China secara kolektif memiliki hampir 100 pesawat 737 MAX.

Pada Oktober 2018, Boeing 737 Max jatuh di Indonesia. 189 orang di dalamnya tewas. Pada Maret 2019, kecelakaan kedua terjadi dengan pesawat jenis ini dalam waktu singkat, kali ini di Ethiopia. Setelah kecelakaan kedua, yang menewaskan 157 orang di dalamnya, 737 Max harus dikandangkan di seluruh dunia untuk waktu yang lama.

Selama penyelidikan kecelakaan, cacat terungkap. Sejak saat itu, tidak ada pesawat jenis ini yang diizinkan terbang. Pabrikan Boeing harus menyelesaikan masalah terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan serangkaian tuntutan hukum dan kerugian sebesar 20 miliar dolar (sekitar 18 miliar euro) bagi produsen pesawat Amerika tersebut.

Hanya setelah melakukan modifikasi pada pesawat dan pengujian ekstensif barulah beberapa otoritas penerbangan memutuskan untuk mengizinkan penerbangan dengan Boeing 737 MAX lagi.

China adalah negara pertama yang mendaratkan pesawat itu pada Maret 2019 setelah dua kecelakaan itu. Sebagian besar negara besar kini telah memberikan izin untuk menggunakan jet Boeing 737 MAX lagi. Maskapai di Eropa, Amerika Serikat, dan China, antara lain, diizinkan terbang bersamanya lagi. Sejauh ini, China telah tertinggal.