BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Jatuh adalah penyebab utama cedera di kalangan lansia Amerika

Sekitar 1 dari 4 orang dewasa AS berusia 65 tahun atau lebih – lebih dari 14 juta orang – menderita jatuh setiap tahunnya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

CDC mengatakan jatuh adalah penyebab utama cedera pada orang berusia 65 tahun ke atas, meskipun tidak semua jatuh mengakibatkan cedera. Sekitar 37 persen Lansia yang terjatuh mengalami cedera yang memerlukan perawatan medis atau pembatasan aktivitas. Misalnya, CDC melaporkan bahwa 95% patah tulang pinggul disebabkan oleh jatuh, dan jatuh adalah penyebab paling umum dari cedera otak traumatis.

Institut Nasional Penuaan mencatat hal itu Kemungkinan terjatuh meningkat seiring bertambahnya usiaNamun seringkali jatuh bisa dicegah. Saran standar termasuk melindungi ruang rumah Anda dari terjatuh (memastikan semua tangga memiliki pegangan tangan dan penerangan yang baik, menyingkirkan sebagian besar permadani dan menjaga ruang berjalan bebas dari kekacauan), mengelola obat-obatan dengan hati-hati (terutama yang dapat menyebabkan pusing atau kebingungan) dan rutin berolahraga. pemeriksaan penglihatan, dan tetap aktif (termasuk berolahraga untuk menjaga kekuatan dan keseimbangan).

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan hal ini untuk orang dewasa Lakukan 150 hingga 300 menit per minggu Aktivitas aerobik intensitas sedang antara lain dapat membantu mencegah jatuh.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 7.139 wanita lanjut usia Australia, diterbitkan dalam jurnal Jaringan JAMA terbukaDitemukan bahwa mereka yang mematuhi rekomendasi WHO dalam melakukan aktivitas memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terjatuh, dengan atau tanpa cedera, dibandingkan mereka yang kurang aktif.

Namun, National Institute on Aging mencatat bahwa banyak orang lanjut usia yang merasa takut terjatuh, yang dapat menyebabkan mereka menjadi kurang aktif sehingga lebih berisiko terjatuh.

READ  Stimulasi ritmis otak dengan arus listrik dapat meningkatkan fungsi kognitif, menurut analisis lebih dari 100 penelitian.

Artikel ini adalah bagian dari seri “The Big Number” dari The Post, yang membahas sekilas sisi statistik dari masalah kesehatan. Informasi tambahan dan penelitian terkait tersedia melalui hyperlink.