Jakarta (ANTARA) – Seorang gadis kecil memimpin tim beranggotakan lima anak dalam permainan tradisional tarik tambang. “Ayo, tarik lebih keras!” Dia berteriak pada teman-temannya, tapi beberapa detik kemudian dia tersandung dan jatuh ke tanah. Kemudian orang-orang yang menyemangati anak-anak mereka pada pertandingan itu tertawa terbahak-bahak.
Di lingkungan lain, dua gadis kecil yang berada di dalam tas melompat dan melompat menuju garis finis. Masyarakat menyebut permainan ini “balapan karung” atau palap karung sebagaimana dikenal dalam bahasa Indonesia. Aturannya sederhana: siapa pun yang mencapai garis finis terlebih dahulu dengan tasnya, dialah pemenangnya.
Anak-anak dan orang dewasa yang bersenang-senang dan bermain adalah pemandangan umum di lingkungan pinggiran kota dan pinggiran kota selama perayaan Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus setiap tahun. Setiap tahun, muncul ide untuk menyelenggarakan kompetisi dan permainan baru, namun bagi banyak orang, permainan tradisional seperti tarik tali dan balap karung selalu menjadi bagian dari perayaan tersebut.
“Lingkungan ini menyelenggarakan fun and games hanya pada Hari Kemerdekaan. Saya dan masyarakat disini sudah 26 tahun melakukan hal ini. Kami tidak pernah bosan karena gamesnya menghibur, tapi kami belajar untuk menghidupkan kembali perjuangan para pahlawan kami.”
Meski memiliki nilai hiburan, tarik tambang dan balap karung juga menampilkan gambaran perjuangan kepada anak-anak. “Sehingga kita bisa menunjukkan kepada anak-anak kita betapa sulitnya para pahlawan kita selama memperjuangkan kemerdekaan,” jelasnya.
Tampaknya anak-anak telah menyerap pelajaran dari permainan ini. Sekelompok anak penari tali mengatakan, kerja sama tim yang kuat dan usaha keras menjadi kunci utama meraih kemenangan. Bagi mereka, permainan ini bisa disamakan dengan perjuangan kemerdekaan. “Kita tidak akan merayakan Hari Kemerdekaan kalau tidak ada gotong royong di antara para pahlawan. Pasti ada kerja sama,” kata Putri, gadis delapan tahun yang menarik tali.
Selain memberikan pelajaran perjuangan dan solidaritas antar manusia, permainan ini, menurut penyelenggara, akan menjadi wadah bagi anak-anak untuk mulai berbaur dan meninggalkan ponselnya. “Kami percaya bahwa anak-anak kami harus berpartisipasi setahun sekali dalam permainan di luar ruangan daripada hanya terpaku pada ponsel mereka,” kata Normina, ibu dari dua anak, yang mengorganisir kegiatan tersebut di lingkungan tempat tinggalnya.
Di luar Istana Merdeka
Selama Hari Kemerdekaan, banyak jalan di lingkungan tersebut ditutup untuk mobil dan sepeda motor untuk bersenang-senang dan bermain. Tak hanya jalanan yang tidak bisa dilalui kendaraan, beberapa jalan utama seperti Jalan Dekat Istana Merdeka Jakarta juga ditutup bagi mobil dan sepeda motor.
Warga wilayah Jakarta dan Jabodetabek seperti Kota Bogor, Depok, Bekasi, dan Kota Tangerang, sejak dini hari hingga larut malam, memadati jalan di depan Istana Merdeka untuk menyaksikan upacara pembukaan dan penutupan resmi.
Meski tidak diperbolehkan masuk ke dalam istana, sebagian besar orang tampak menikmati menyaksikan perayaan tersebut melalui layar besar yang dipasang di jalan. Di antara kerumunan, beberapa orang tua memanggul putri mereka, sehingga gadis kecil tersebut dapat melihat perayaan dengan lebih baik. Yang lain mengambil ponsel mereka untuk merekam upacara tersebut secara langsung dan mempostingnya di akun Instagram atau Facebook mereka.
Ningsih, seorang perempuan berusia 50 tahun yang menonjol dari kerumunan karena topi bambu yang dikepangnya, mengatakan bahwa dia biasa turun ke jalan setiap Hari Kemerdekaan untuk mendapatkan pemandangan terbaik dari pesta tersebut. “Saya sendiri datang ke sini. Ini keenam kalinya saya berdiri di depan Istana Merdeka untuk melihat lebih dekat pasukan, band, dan upacara resmi,” jelasnya.
Bagi Nengsih, kehadirannya bersifat nasional. “Pahlawan kita berjuang keras untuk kita, dan kehadiran saya di sini adalah penghormatan kecil bagi mereka,” kata Ningsih yang mengenakan kaos merah putih.
Sebagian besar saluran televisi nasional menayangkan upacara tersebut di rumah-rumah warga. Namun, bagi Ningsih dan ratusan warga lainnya yang memadati jalan dekat Istana Merdeka, menyaksikan upacara tersebut dari rumah bukanlah cara untuk menghormati pahlawan nasional mereka.
Upacara resmi digelar di Istana Merdeka. Pagi harinya tim terpilih (Basqbaraka) mengibarkan bendera nasional, kemudian diturunkan dan disimpan di ruangan khusus di dalam istana pada malam harinya. (Eni)
Diedit oleh INE
Berita terkait: Pengungsi berpartisipasi dalam permainan dalam rangka Hari Kemerdekaan
Berita Terkait: Jokowi mengenakan pakaian adat Bali pada upacara Hari Kemerdekaan
Berita Terkait: Para tamu negara mengenakan pakaian adat pada upacara Hari Kemerdekaan
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)