Berita Noos••rata-rata
-
Mitra Nazar
Koresponden Turki
-
Mitra Nazar
Koresponden Turki
Perdana Menteri Rutte yang akan keluar berada di Istanbul hari ini untuk mengunjungi Presiden Turki Erdogan. Hal ini dilakukannya bukan atas nama pemerintah Belanda, melainkan untuk membicarakan ambisinya menjadi Sekretaris Jenderal NATO. Presiden Erdogan, yang sering menghalangi NATO, bisa menentukan keberhasilan atau kehancuran karier Rutte.
Hanya Hongaria, Slovakia, Rumania dan Turki yang masih perlu yakin akan kesesuaian Rutte untuk posisi tertinggi dalam aliansi tersebut. Turki adalah negara paling penting dalam daftar tersebut, karena merupakan salah satu negara NATO terbesar. Banyak hal tergantung pada pertemuan hari ini.
Kunjungan ke Türkiye berbeda dari biasanya dalam banyak hal. Rutte tidak datang dengan pesawat pemerintah, namun ia sendiri yang membeli tiket pesawat untuk penerbangan berjadwal rutin. Erdogan mengundangnya untuk mengunjungi Istanbul, dan bukan ke ibu kota, Ankara, tempat kantor pusat pemerintah berada.
Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam waktu singkat dan lokasi pastinya belum diumumkan. Tidak ada seorang pun dari layanan media pemerintah yang bepergian bersama perdana menteri yang akan habis masa jabatannya. Namun di Istanbul ia didampingi oleh duta besar Belanda.
Dia melihat saatnya untuk menerapkan pengamanan.
Lampu hijau?
Beberapa sumber di Ankara meyakini ada peluang bagus bahwa Erdogan akan memberikan lampu hijau pada pencalonan Rutte hari ini, namun belum ada yang pasti sampai Erdogan menyatakan demikian. Sesuai dengan gaya politiknya, Erdogan menginginkan imbalan.
Presiden Turki sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa jika Rutte menginginkan persetujuannya, ia harus berjanji untuk menanggapi kekhawatiran Turki mengenai terorisme dengan serius. Hal ini menyangkut Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah berperang dengan Turki selama beberapa dekade. Dia juga ingin Rutte, sebagai Sekretaris Jenderal NATO, bertindak tidak memihak dalam konflik yang dilakukan Turki dengan negara-negara NATO lainnya. Erdogan terutama mengacu pada Yunani dan Siprus.
“NATO adalah salah satu dari sedikit cara Erdogan dapat menekan Barat,” kata Nienke van Heuckelingen, pakar Turki di Clingendael Institute. “Dia melihat saat yang tepat untuk memberikan jaminan pada isu-isu yang menjadi perhatian Turki, seperti yang dia lakukan dengan bergabungnya Finlandia dan Swedia.”
Persyaratan yang sulit
Erdogan seringkali menjadi orang terakhir dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada NATO. Permasalahan seputar keanggotaan Swedia telah berlarut-larut selama satu setengah tahun karena hambatan dari Turki. Tuntutan Erdogan dari Swedia terutama terkait dengan konflik internal antara Türkiye dan teroris Partai Pekerja Kurdistan.
Türkiye telah merasa frustrasi selama bertahun-tahun dengan dukungan Barat terhadap kelompok pejuang Kurdi di Suriah utara. Türkiye juga mengklaim bahwa negara-negara Eropa menyembunyikan anggota PKK. Kelompok Kurdi juga aktif di Belanda, yang menurut Türkiye berafiliasi dengan PKK. Selain itu, hubungan antara Erdogan dan Rutte sempat mengalami titik lemah, seperti ketika Belanda melarang menteri Turki berkampanye di Rotterdam pada tahun 2017.
Namun, keadaan kini tampak menguntungkan bagi Rutte, kata analis politik Salim Kuru. Dia menambahkan, “Erdogan berhasil mengamankan posisi khusus bagi Turki di NATO, dan dia memiliki hubungan baik dengan Sekretaris Jenderal Stoltenberg saat ini.” “Dia sekarang menginginkan jaminan bahwa beberapa perjanjian mengenai terorisme dan penjualan senjata akan tetap berlaku,” tambahnya.
Faktanya, Rutte akan melakukan wawancara kerja dengan Erdogan.
kemenangan Erdoğan
Kritik terhadap invasi Turki di Suriah utara dan operasi militer di Irak utara sering kali menyebabkan ketegangan antara Turki dan anggota NATO lainnya. Perselisihan dengan Yunani mengenai perairan maritim dan masalah Siprus juga masih menjadi topik hangat.
Namun NATO juga membutuhkan Turki, yang memiliki tentara terbesar kedua dalam aliansi militer dan lokasinya yang strategis antara Eropa dan Timur Tengah. Menurut Koro, Erdogan mengetahui hal tersebut dengan baik. Dia menambahkan: “Dia menginginkan keuntungan dari keanggotaannya di NATO, namun dia tidak ingin negara-negara Barat mendikte dia bagaimana berperilaku. Dia tidak ingin diperlakukan seperti orang buangan.”
Oleh karena itu, dalam percakapannya dengan Erdogan hari ini, Rutte harus membuat janji-janji tertentu sebagai imbalan atas dukungannya. “Faktanya, Rutte akan melakukan wawancara kerja dengan Erdogan,” kata Van Heukelingen. Dia menambahkan bahwa kartu Rutte berada dalam kondisi yang baik, tetapi belum diselesaikan. “Kita telah sering melihat di masa lalu bahwa Erdogan mengubah arah pada menit-menit terakhir.”
Presiden Turki dan Rutte akan bertemu sore ini. Konferensi pers bersama diperkirakan akan diadakan pada pukul 16:30 waktu Belanda.
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark