Reaksi sutradara Jim Tahiuto terhadap film barunya De Oost sangat luar biasa. Pabrikan mengatakan ini pada hari Rabu di program Kunststof. De Oost adalah film pertama tentang tindakan polisi Belanda di Indonesia setelah Perang Dunia II. Film ini dapat dilihat melalui layanan streaming Amazon Prime dan mulai minggu ini, sejak bioskop dibuka kembali, serta di layar lebar.
“Saya mendapat pesan minggu lalu dari seorang pria yang menemukan kakeknya di panti jompo tanpa WiFi,” kata Taihutu. “Namun, dia sangat ingin menonton filmnya. Jadi kami mengirim seseorang ke sana dengan DVD sebagai pengecualian.”
Umpan balik positif datang dari semua generasi, menurut pabrikan. “Orang-orang yang, setelah menonton film, berani berbicara tentang pengalaman mereka di Indonesia dengan teman atau anak-anak untuk pertama kalinya. Orang Belanda-Indonesia, orang Molokan, orang India, semua campuran indah yang dihasilkan.”
kanvas besar
Tentara Belanda dengan kejam menindas perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia. Diperkirakan 200.000 orang tewas. Film ini mengikuti seorang prajurit muda (Martijn Lakemeier) yang sebagian karena tindakan Kapten Westerling (Marwan Kenzari), mulai meragukan kegunaan dan perlunya pertempuran.
De Oost telah menerima ulasan yang baik tetapi juga menghasilkan ulasan negatif. Para veteran dan putri Westerling itu berpendapat bahwa film itu bukan representasi yang adil dari apa yang terjadi di Indonesia.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)