Sebuah film baru menunjukkan bahwa arsitek Perang Vietnam sebaiknya mempelajari peran militer Belanda dalam Revolusi Nasional Indonesia pada akhir 1940-an, yang menyebabkan kemerdekaan wilayah tersebut dari Kekaisaran Belanda.
“Timur” ditulis dan disutradarai oleh Jim Taihutu, cucu seorang warga Maluku yang tewas dalam pertempuran dengan tentara Belanda selama konflik 1945-1949. Ini adalah pandangan singkat tentang tindakan radikal dan historis kontroversial yang dilakukan oleh Royal East India Army (KNIL) dalam upaya untuk memadamkan pemberontakan.
Film ini dijadwalkan akan dirilis di bioskop dan di semua platform digital sesuai permintaan pada 12 Agustus 2021. Kita sudah melihat trailernya.
Johan de Vries (diperankan oleh Martin Lakimer) adalah seorang tentara muda Belanda yang dikirim ke Indonesia dengan unit elit untuk menumpas pemberontakan. Komandan (Marwan Kanzari) dikenal anak buahnya sebagai “Turki” dan menuntut prajuritnya menggunakan taktik brutal untuk mencapai tujuan mereka. Anda tahu, jenis metode yang ditunjukkan sejarah mengubah penduduk desa yang netral menjadi pemberontak yang berkomitmen penuh.
Film tersebut memicu kontroversi di Belanda dan masyarakat Belanda di Indonesia. Federation of Indonesians in the Netherlands (FIN) atau Federasi Indonesia Belanda menggugat para pembuat film karena mengklaim bahwa film tentang kekerasan militer Belanda tidak memiliki dasar dalam kenyataan.
Gugatan tersebut meminta di awal film sebuah disclaimer yang menyatakan bahwa itu adalah sebuah karya fiksi. Pengadilan berbeda. Sudah ada standar “kemiripan dengan orang hidup atau mati adalah bahasa yang tidak diinginkan” dalam kredit penutup dan pengadilan memutuskan bahwa film tersebut memiliki dasar yang cukup dalam sejarah aktualnya sehingga tidak akan ada penafian lebih lanjut.
Aksi militer di Indonesia adalah babak yang menyakitkan dalam sejarah Belanda, dan “The Orient” membawa era yang hampir terlupakan ini kembali ke kesadaran bangsa ketika dirilis di sana tahun lalu.
Film ini dibuat di Indonesia dan meskipun dibuat pada akhir 1940-an, film ini sangat mirip dengan film Perang Vietnam. Pada akhirnya, Belanda menyerah dan menyerah pada kemerdekaan negara itu, dan pelajaran yang mereka pelajari dapat sepenuhnya ditunjukkan kepada para pemimpin Amerika di Vietnam atau para pemimpin Soviet di Afghanistan.
“The East” memiliki berbagai ulasan online, tetapi sebagian besar komentar negatif datang dari pemirsa yang mengklaim bahwa penggambaran taktik militer pembakar dalam film tersebut secara historis tidak akurat. Apakah sutradara secara metaforis mereduksi beberapa peristiwa menjadi film yang dinamis? Mungkin, tapi ini akan memiliki kesamaan Timur dengan Apocalypse Now. Kita bisa lihat sendiri kapan akan dirilis di AS bulan depan.
Tetap up to date dengan yang terbaik dalam hiburan militer
Baik Anda mencari berita dan hiburan, mempertimbangkan untuk bergabung dengan militer, atau mengikuti kehidupan dan manfaat militer, Military.com telah membantu Anda. Berlangganan buletin Military.com untuk mendapatkan berita, pembaruan, dan sumber daya militer langsung ke kotak masuk Anda.
Simak artikel selengkapnya
© Hak Cipta 2021 Military.com. Seluruh hak cipta. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)