BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Anak-anak imigran lebih sering berolahraga dan berolahraga daripada orang tua mereka – ad Hellevoetsluis |  Makanan Neraka Hebat

Anak-anak imigran lebih sering berolahraga dan berolahraga daripada orang tua mereka – ad Hellevoetsluis | Makanan Neraka Hebat

Umum
Baca 35 kali

Anak-anak imigran dewasa lebih mirip perilaku bermainnya dengan orang tua mereka yang tidak berlatar belakang imigran. Demikian kesimpulan Mulier Institute berdasarkan data partisipasi olahraga dan aktivitas fisik di Belanda periode 2001-2020.

Hasil ini berlaku untuk orang dewasa yang lahir di Belanda, di mana salah satu atau kedua orang tuanya berasal dari lima negara migrasi tradisional (Indonesia, Suriname, Turki, Maroko, bekas Antillen Belanda), Eropa, dan negara lainnya. Namun, perilaku olah raga dan olah raga para imigran bervariasi antar negara dan tempat asal. Imigran dari negara migrasi tradisional berpartisipasi setidaknya setiap minggu dalam olahraga dan setidaknya memenuhi pedoman aktivitas fisik.

Hubungan dengan umur, pendidikan dan jenis kelamin

Tingkat pendidikan dan usia masyarakat memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku olahraga dan olahraga mereka. Jenis kelamin juga dapat berperan: terutama di kalangan imigran (anak-anak) dari negara-negara non-Eropa, wanita lebih sedikit berolahraga dan berolahraga lebih sedikit daripada pria.

Atlet dengan latar belakang migran sering mengunjungi sasana

Migran olahraga (anak) memiliki langganan dengan penyedia olahraga lebih sering daripada atlet tanpa latar belakang migrasi. Misalnya dari tempat fitnes. Mereka bukan anggota klub olahraga. Selain fitnes, sepak bola, pencak silat, dan yoga merupakan olahraga yang relatif populer di kalangan pendatang (anak-anak).

Latar belakang dan tanggal

Hasilnya didasarkan pada analisis Survei Kesehatan CBS (18+). Ini adalah data statistik resmi partisipasi olahraga dan aktivitas fisik di Belanda. Untuk analisis, kami mengikuti pedoman penelitian (pemerintah) yang dimodifikasi untuk orang-orang dengan latar belakang migrasi. Berdasarkan infrastruktur/partisipasi dan generasi olahraga yang agak sebanding, kami membedakan tujuh kelompok: Belanda; Lahir di Eropa; Anak dari orang tua kelahiran Eropa; lahir di negara migrasi ‘tradisional’ (Suriname, Turki, Maroko, bekas Antillen Belanda, dan Indonesia); Anak dari orang tua yang lahir di negara-negara tersebut; Lahir di negara lain; Orang tua yang lahir di negara lain.

READ  Hentikan perang Turki-Iran melawan Kurdi! – Berita Kurdi