BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Anggota terakhir kelompok perlawanan, Weisse Rose, telah meninggal

Anggota terakhir kelompok perlawanan, Weisse Rose, telah meninggal

Traute Lafrenz

Berita NOSrata-rata

Orang terakhir yang selamat dari kelompok perlawanan Jerman, Wes Rose, meninggal. Gerakan itu adalah kelompok pejuang perlawanan paling terkenal di Nazi Jerman. Traute Lafrenz berusia 103 tahun.

Lafrenz, seorang mahasiswa dari Hamburg, berteman dengan pemimpin Weisse Rose, Hans dan Sophie Scholl. Saudara laki-laki dan perempuan itu dijatuhi hukuman mati di pengadilan Nazi karena membagikan selebaran melawan Adolf Hitler dan dieksekusi pada 22 Februari 1943. Lafrenz adalah orang yang menyampaikan berita penangkapan Hans dan Sophie kepada orang tua mereka. Dia mengunjungi kuburan mereka bersama mereka, bukannya tanpa risiko, beberapa hari setelah eksekusi mereka.

Lafranz pada tahun 1942

Traute Lafrenz sebelumnya membawa selebaran dari Munich ke Hamburg agar kelompok perlawanan di kedua kota itu bisa bekerja sama. Saat Hans dan Sophie Scholl ditangkap, Lavrens awalnya melarikan diri, tetapi pada Maret 1943 dia ditangkap oleh Gestapo. Dengan menutupi perannya, dia menghindari eksekusi dan dibebaskan.

Segera setelah dibebaskan, dia ditangkap lagi di Hamburg. Dia tetap di empat penjara sampai dia dibebaskan oleh tentara Amerika di Bayreuth pada bulan April 1945.

Setelah perang usai, Lavrene berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar kedokteran. Dia menikah, memiliki empat anak, dan bekerja di rumah sakit dan institusi di California.

Baru pada ulang tahunnya yang ke-100, Presiden Jerman Steinmeier memberinya penghargaan Verdienstkreuz 1st Class untuk karya perlawanannya. Lavrene sendiri tetap rendah hati tentang perannya dalam perlawanan. “Jika Anda melihat nasib orang lain, tidak perlu mengeluh.”

Keluarga mengumumkan bahwa LaVerns meninggal pada 6 Maret di South Carolina.