Tidak lama setelah Barbie menukar dunia fantasi merah jambu permennya dengan dunia nyata, dia sudah tersandung ke ladang ranjau geopolitik. Dan dia tidak melakukannya dengan sepatu hak tinggi, tetapi di Birkenstocks yang lebih praktis, trailer untuk film live-action pertama tentang boneka fesyen populer dan teman abadinya, Ken, menyarankan. Barbie dilarang dari Barbieland karena dia ‘tidak sempurna’ dan melakukan perjalanan penemuan tentang dirinya dan dunia nyata.
Dunia nyata itu tidak mudah: Sebelum dia pergi, distributor Barbie adalah Warner Bros. Ia sudah menyadari kenyataan pahit perampasan tanah, meningkatnya ketegangan, hukum laut dan pemilihan film Vietnam. Sensor melihat “sembilan garis putus-putus” atau “lidah sapi” yang terkenal – yang mendukung klaim teritorial China di Laut China Selatan – pada peta dunia yang digambar yang terlihat di belakang barbie. Oleh karena itu, film yang akan dirilis pada 21 Juli ini dilarang tayang di bioskop Vietnam, media lokal, dan surat kabar pemerintah. Tuoi Tre.
Klaim Teritorial
Nine-dash line adalah peta Cina tahun 1947 yang menghubungkan sebagian besar Laut Cina Selatan dengan Laut Cina Selatan dengan sembilan garis. Wilayah ini memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang besar: menghubungkan rute perdagangan penting melalui Selat Luzon dan Selat Malaka, dan kaya akan ladang ikan, minyak, dan gas.
Beberapa sengketa wilayah meletus di Laut Cina Selatan, terutama antara Cina dan Taiwan, Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia di satu sisi dan Vietnam di sisi lain. Vietnam dan Cina memperebutkan Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly, dan sebagian Teluk Thailand.
Baca selengkapnya Nelayan China Bertekad: ‘Lautan Itu Selalu Milik Kita’
Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan bahwa China mengklaim wilayah tersebut. Mungkin tidak sah, tapi Beijing tidak terlalu peduli tentang itu. Pertemuan menegangkan dengan kapal penangkap ikan China, kapal angkatan laut atau penjaga pantai sering terjadi di Laut China Selatan.
Barbie bukanlah orang pertama yang membakar jarinya karena masalah ini. Sebelumnya, film animasi Menjijikkan (2019) dan film aksi Tanpa judul (2022) telah dilarang di beberapa negara di kawasan karena alasan yang sama.
Versi artikel ini muncul di surat kabar edisi 5 Juli 2023.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit