Sepuluh mahasiswa Indonesia yang telah mengikuti program studi dan kerja di Jorgrove Trento selama hampir dua tahun telah mengajukan pengunduran diri. Sejauh ini, 17 dari 40 mahasiswa angkatan pertama sudah putus sekolah. Kelompok kedua yang terdiri dari delapan siswa menulis surat pengunduran diri.
Zorggroep Drenthe sebelumnya mengindikasikan tidak akan lagi memulai program baru dengan pelajar Indonesia. Jadi sebuah proyek yang disajikan sebagai solusi inovatif untuk kekurangan staf di layanan kesehatan sedang sekarat di Jörggroep Trente.
Zorggroep Drenthe memboyong 40 mahasiswa Indonesia ke Belanda melalui perantara Yomema pada November 2021. Sarjana Keperawatan Internasional. Mereka mengikuti dua hari pembelajaran, dua hari magang dan dua hari kerja.
Pada bulan Juli, RTV Trente mengungkapkan adanya keluhan dari kalangan mahasiswa mengenai proses tersebut. Mereka harus bekerja setiap akhir pekan, istirahat shift, dan tidak mendapat bimbingan magang.
Terjadi keresahan di kalangan mahasiswa setelah lima mahasiswa diskors karena gagal dua nilai saat magang. Sejak awal tahun ini, Jörggroep Trente telah menerapkan aturan bahwa proses berakhir dengan dua evaluasi magang yang tidak memuaskan.
Tahun lalu dua orang pelajar sudah kembali ke Indonesia.
Sejumlah besar dari sebelas mahasiswa yang mengundurkan diri kini menerima atau diperkirakan menerima evaluasi kedua yang tidak memuaskan untuk magang mereka pada bulan November.
Zorggroep Drenthe membenarkan, sebelas mahasiswa telah mengirimkan surat pengunduran diri. “Bukan ide yang baik bagi seseorang untuk mengundurkan diri. Investigasi menunjukkan bahwa para siswa tersebut membuat pilihan ini karena alasan mereka sendiri dan pribadi. Kami menyesali hal ini dan tentu saja kami menghormati pilihan individu.”
Untuk mencegah putus sekolah lebih lanjut, Zorggroep Drenthe mengatakan pihaknya akan memberikan siswa “dukungan maksimal yang kami bisa dalam proses pelatihan mereka”.
Selain sebelas mahasiswa yang mengundurkan diri, ada juga empat mahasiswa yang ingin kembali ke Indonesia. Zorggroep Drenthe mengatakan telah mendengar bahwa beberapa siswa ingin kembali, tetapi mereka tidak tahu apakah itu tentang keempat siswa tersebut.
Ketiga pelajar Indonesia tersebut menjalin hubungan dengan orang Belanda dan telah memperoleh atau sedang berusaha mendapatkan izin tinggal melaluinya.
Sebelas siswa juga akan mencoba bekerja di bidang kesehatan di tempat lain. Sekitar setengahnya terdaftar di institusi sekunder Care Indonesia di Welp.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit