JAKARTA – Defisit transaksi berjalan Indonesia melebar menjadi 0,9% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua, menjadi $3 miliar, kata bank sentral dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. Angka tersebut meningkat dari revisi defisit sebesar 0,7% PDB pada kuartal sebelumnya.
Seperti yang ditunjukkan oleh data LSEG Workspace, defisit sebagai persentase terhadap PDB merupakan yang terbesar sejak kuartal yang sama tahun 2020.
Bank sentral, Bank Indonesia (BI), menghubungkan peningkatan defisit ini dengan peningkatan defisit perdagangan jasa, yang dipengaruhi oleh perjalanan ibadah haji pada kuartal tersebut.
Awal pekan ini, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada pada kisaran 0,1% hingga 0,9% PDB.
Selain itu, neraca pembayaran pada kuartal kedua menunjukkan defisit sekitar $600 juta. Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dari defisit $6 miliar pada kuartal pertama.
Reuters berkontribusi pada artikel ini.
Artikel ini diterjemahkan menggunakan kecerdasan buatan. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Ketentuan Penggunaan kami.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit