China telah lama dituduh menindas minoritas Muslim Uyghur di Xinjiang. Utusan Prancis itu membacakan pernyataan di PBB atas nama 43 negara terkait. Pernyataan bersama itu mengutip “laporan yang dapat dipercaya” tentang keberadaan kamp pendidikan ulang politik di Xinjiang. Lebih dari satu juta orang dikatakan ditahan di sana.
Negara-negara menyatakan bahwa laporan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas dan sistematis di wilayah tersebut juga memprihatinkan. Ini termasuk penyiksaan, sterilisasi paksa, kekerasan seksual, dan pemindahan paksa anak-anak dari orang tua mereka. Selain itu, kebebasan beragama dan kebebasan bergerak penduduk Xinjiang akan sangat dibatasi.
Negara-negara menyerukan China untuk memenuhi kewajiban hak asasi manusia internasionalnya. Persyaratan ini belum diterima dengan baik oleh Beijing. Utusan China untuk PBB Zhang Jun menyebut tuduhan itu “tidak berdasar” dan mengeluh bahwa hak asasi manusia digunakan oleh negara-negara sebagai dalih untuk mencampuri urusan dalam negeri China.
Misi China di PBB kemudian menerbitkan lembar fakta yang merinci pelanggaran hak asasi manusia yang diduga dilakukan oleh AS, Inggris, dan Prancis. Misalnya, Amerika Serikat menuduh polisi melakukan kebrutalan terhadap orang kulit hitam Amerika. China mengatakan Prancis dikatakan telah “membantai” puluhan ribu orang selama masa kolonial.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark