BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

David von Reibrook dengan ‘Revolusi’ di Teater Posthuis


Foto: Frank Router

HeereNVEEN – Jumat, 26 November, pukul 20:15, di Boekhandel Binnert Overdiep di Heeranween, mengadakan kuliah drama oleh penulis Flemish David von Reibrook bekerja sama dengan Teater Posthuis.

Kuliah teater berlangsung di Teater Posthuis, dengan akses ke kode QR dan tiket. Bisnis katering di Teater Posthuis akan tutup setelah pukul 20:00.

David von Reybrook (Bruges, 1971) adalah salah satu penulis paling penting dan serbaguna dari generasinya. Dia menulis esai dan prosa, puisi dan drama. Dia secara teratur berpartisipasi dalam diskusi sosial dan politik. Pada tahun 2010 bukunya yang memenangkan penghargaan dan terkenal ‘Congo, A History’ diterbitkan. Pada tahun 2016, David von Reybrook memenangkan Western Flanders Cultural Prize, Penghargaan Sastra Belanda untuk seseorang yang paling menekankan pada kata yang ditulis dalam bahasa Belanda, setelah ia telah menerima Konsensus dengan Cowan pada tahun 2014.

Revolusi

Pada tahun 2020 ‘Revolusi’ muncul. David von Reybrook mengerjakan memoar ini selama lima tahun. Dia mewawancarai hampir dua ratus saksi terakhir yang masih hidup dari perjuangan kemerdekaan di panti jompo Indonesia, daerah metropolitan Jepang dan pulau-pulau terpencil. Penelitiannya mengungkap banyak cerita baru di Belanda. Van Reybrook menggabungkan banyak perspektif dan kenangan ke dalam kisah mencekam kemerdekaan Indonesia. Dengan cara ini dia menunjukkan bagaimana dunia baru diciptakan dalam darah, kesakitan, tetapi dengan harapan.

Perjuangan kemerdekaan Indonesia, yang mencapai puncaknya pada tahun 1940-an, telah lama dipandang sebagai konflik antara penjajah Belanda dan Hindia Timur yang terjajah. Tapi sebenarnya itu adalah sejarah dunia. ‘Revolution’ karya David von Reybrook adalah buku pertama yang mengambil perjuangan dari perspektif nasional dan menunjukkan pentingnya sebagai fenomena global.

Indonesia adalah negara pertama yang mendeklarasikan kemerdekaan setelah Perang Dunia II. Setelah pendudukan Jepang, para pemberontak muda menggunakan kekuatan untuk melawan segala jenis dominasi baru. Pasukan Inggris, Australia dan terutama Belanda seharusnya membawa kedamaian dan ketertiban, tetapi kehadiran mereka benar-benar memicu perang kolonial modern pertama. Perjuangan itu mengilhami gerakan kemerdekaan di Asia, Afrika dan dunia Arab, terutama ketika Indonesia merdeka menjadi tuan rumah Konferensi Bandung yang terkenal pada tahun 1955, Kongres Dunia pertama tanpa Barat. Dunia campur tangan dalam ‘Revolusi’ dan dunia diubah olehnya.