Melawan deforestasi dengan membeli minyak sawit dari produsen kecil yang jujur, tulis Mansuetas Darto (Serikat Petani Kelapa Sawit Indonesia) dan aktivis lingkungan Andre Barahamin dan Uli Arta Siagian.
Indonesia dan Malaysia tampaknya telah melancarkan serangan periklanan. Mereka mengungkapkan keprihatinan mereka mengenai ‘diskriminasi minyak sawit’ dalam undang-undang kehutanan Eropa yang baru. Uni Eropa melarang impor bahan mentah yang dianggap menyebabkan deforestasi. Jumlahnya masih meningkat di seluruh dunia, menurut World Wildlife Fund.
Salah satu produk tersebut adalah minyak sawit. Industri yang kuat terutama mengkhawatirkan kepentingannya sendiri. Undang-undang kehutanan Uni Eropa akan mematahkan kekuasaan perusahaan multinasional dan memberikan keuntungan bagi petani kecil kelapa sawit Indonesia.
Statistik terbaru dari Statistik Belanda menunjukkan bahwa Belanda masih menjadi importir minyak sawit terbesar di Eropa. Oleh karena itu, Belanda mempunyai tanggung jawab besar untuk menghentikan impor minyak sawit palsu. Sebagian besar minyak sawit berasal dari Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Destruktif
Industri minyak sawit skala besar di Indonesia bersifat destruktif, menyebabkan deforestasi luas dan pelanggaran hak asasi manusia. Petani kecil menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan hal yang berbeda. Luas lahan mereka berkisar dari sebesar prangko hingga beberapa hektar, namun lahan tersebut menyumbang 40 persen dari total produksi minyak sawit. Mereka beroperasi dalam skala yang lebih kecil dan lebih menghormati manusia dan alam.
Sebagian besar petani kecil berada di daerah pedesaan dan daerah yang secara ekonomi kurang beruntung di Indonesia. Dengan terlibat dalam budidaya kelapa sawit, mereka menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Perusahaan kelapa sawit besar seringkali mengambil keuntungannya ke luar negeri atau hanya memperkaya kelompok elite.
Sangat menyedihkan bahwa pemerintah tidak cukup memberikan dukungan, terutama kepada petani kecil. Salah satu permasalahan yang paling mendesak di Indonesia adalah kurangnya pengakuan hukum atas hak atas tanah bagi masyarakat lokal. Prosesnya lambat dan penuh hambatan birokrasi. Perusahaan perkebunan besar secara historis mempunyai pengaruh besar terhadap kebijakan Indonesia. Hal ini telah menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi petani kecil.
Penerapan undang-undang ini memerlukan pendekatan bersama antara UE dan pemerintah Indonesia. Kolaborasi yang berakar pada saling pengertian dan komitmen bersama terhadap keberlanjutan dan keadilan sosial.
Mengembangkan mekanisme keuangan untuk mendukung petani kecil dalam memenuhi persyaratan UE. Eropa juga dapat memberikan bantuan teknis. Pemerintah Indonesia dapat melibatkan organisasi lingkungan hidup dan perwakilan petani kecil dalam implementasinya. Dan menyelesaikan masalah kepemilikan tanah mereka. Undang-Undang Kehutanan Uni Eropa merupakan peluang untuk membangun lingkungan keuangan yang transparan, inklusif dan demokratis serta membantu petani kecil menjadi lebih berkelanjutan.
Memberikan pelatihan kepada petani kecil
Selain itu, buatlah program pelatihan di mana petani kecil belajar bagaimana membenarkan pekerjaan mereka, bagaimana menciptakan transparansi di seluruh rantai produksi dan bagaimana menangani penilaian lingkungan hidup. Hal ini memberi mereka alat yang mereka perlukan untuk memenuhi standar UE. Misalnya saja, pertimbangkan akses yang terjangkau terhadap alat-alat digital untuk memenuhi persyaratan bahwa setiap dosis minyak sawit harus jelas mengenai asal usulnya dan bagaimana minyak tersebut diperdagangkan.
Pada saat yang sama, UE harus memastikan bahwa lebih banyak masyarakat Eropa yang membeli dari para petani kecil ini. Misalnya melalui jaminan pembelian. Kami akan memperkuat hak atas tanah masyarakat lokal. Hal ini selalu terbukti menjadi strategi terbaik dalam memerangi deforestasi.
UU Kehutanan akan menjadi pendorong bagi kawasan pertanian. Biarkan UE bermitra dengan pemerintah Indonesia. Dengan ini, Belanda dan Indonesia akan menjadi negara bebas deforestasi dan bersama-sama mengatasi perubahan iklim yang berbahaya.
Mansuetus Darto adalah presiden Serikat Petani Kelapa Sawit Indonesia. Khaom Andre Parham adalah seorang juru kampanye di Telpak. Uli Arta Siagian adalah juru kampanye hutan di WALHI (Sahabat Bumi Indonesia).
Komentar ini muncul pada 7 November 2023 Keyakinan.
Foto Teratas: Seorang petani bersandar pada buah sawit yang dipanen di Sumatera Barat. ©Ed Ray
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit