Berita Noos•
Sekitar 24.000 orang dievakuasi di pulau Sumatra di Indonesia setelah banjir akibat hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Media lokal melaporkan bahwa setidaknya dua anak tewas.
Wilayah tersebut telah diguyur hujan lebat selama berminggu-minggu. Malaysia juga menderita banjir. Sejak awal Desember, 150.000 orang telah dievakuasi ke sana, dan jumlah korban tewas meningkat menjadi sedikitnya 50 orang.
Ketidaknyamanan ini terutama terjadi di Sumatera Utara. Curah hujan menyebabkan sungai meluap, menyebabkan naiknya permukaan air di daerah berpenduduk padat. “Kami rata-rata mengalami banjir lima hingga delapan kali dalam setahun,” kata seorang warga provinsi Aceh, di sebelah utara pulau tersebut. “Tetapi banjir ini adalah salah satu banjir yang paling parah.”
Evakuasi terjadi di Aceh, dan kedua anaknya meninggal di sana juga. Banyak bangunan hancur dan lahan pertanian rusak. Beberapa rumah juga terendam banjir di provinsi tengah Jambi.
Menurut beberapa organisasi lingkungan hidup, banjir diperburuk dengan penebangan kayu di pulau tersebut. Hutan hujan ditebangi untuk dijadikan ladang kelapa sawit. Penebangan hutan hujan memungkinkan air mengalir dengan bebas. Pepohonan tidak hanya menahan masuknya air, namun juga menjaga agar tanah di bawahnya tidak terkikis. Sekarang hal itu terjadi dan timbullah aliran lumpur sebagai akibatnya.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia