Jakarta. Sebuah forum bisnis dijadwalkan akan diadakan antara Tanzania dan Indonesia sebelum kunjungan pemimpin nasional tersebut ke negara Asia Tenggara akhir tahun ini.
Hal ini dikonfirmasi oleh Duta Besar Tanzania untuk Jakarta, Makucha Moshe Thembele, dalam pertemuan dengan tim media orang dalam yang hadir untuk menghadiri pameran perdagangan internasional yang baru saja berakhir.
Acara ini menarik peserta dari seluruh dunia, termasuk segelintir pengusaha Tanzania yang mencari peluang, khususnya dalam perdagangan dan investasi rempah-rempah (cengkeh) dan minyak nabati.
Thembele mengatakan forum tersebut akan diadakan serupa dengan yang diadakan baru-baru ini pada kunjungan kenegaraan Presiden Samia Suluhu Hassan ke India.
Ia menyatakan bahwa sudah waktunya untuk menerjemahkan hubungan lama antara Tanzania dan Indonesia, sejak tahun 1960-an, menjadi kerja sama ekonomi yang kuat.
“Indonesia sedang menyaksikan transformasi industri yang pesat. Mari kita kembalikan momentumnya,” katanya, sambil menekankan bahwa pembukaan misi diplomatik Tanzania di Jakarta harus merangsang kerja sama yang lebih erat.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengunjungi Tanzania pada bulan Agustus tahun ini di mana beberapa nota kesepahaman ditandatangani dengan negara tuan rumah, yang mencakup beberapa sektor ekonomi, termasuk pertanian, peternakan, perikanan, energi, mineral, dan pariwisata.
Dengan tingkat pertumbuhan saat ini, Dana Moneter Internasional memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia pada tahun 2050. PDB saat ini diperkirakan mencapai $1,3 triliun.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Tanzania, Bapak Trai Yugo Jatmiko. Ekspor Tanzania ke negara di Timur Jauh rata-rata berkisar antara $50 juta dan $60 juta pada tahun 2021 dan 2022, sementara ekspor Tanzania ke Tanzania sedikit menurun dari $380 juta pada tahun 2021 menjadi $360 juta tahun lalu.
Direktur Endeso, sebuah perusahaan Indonesia yang memproduksi berbagai rempah-rempah dan bahan-bahan alami lainnya, Bapak Ariyanto Mulyadi, mengatakan prioritas dalam memilih pengusaha dari Tanzania untuk berpartisipasi dalam forum yang dijadwalkan akan diadakan di Jakarta harus diberikan kepada anggota komunitas bisnis. dari Zanzibar.
Ia menyerukan peningkatan kesadaran petani cengkeh di Zanzibar dan daerah lain di daratan Tanzania tentang hilangnya peluang di pasar cengkeh di Indonesia, yang merupakan produsen dan eksportir produk samping cengkeh terbesar di dunia.
Berbicara kepada media Tanzania, pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa negaranya kini fokus pada kerja sama yang erat dengan Komunitas Afrika Timur dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC).
Direktur Urusan Afrika Kementerian Luar Negeri Dewi Justicia Mediwati mengatakan Indonesia telah menjangkau Komunitas Afrika Timur untuk mendapatkan akreditasi penuh melalui kedutaan besarnya di Dar es Salaam mulai tahun depan.
“Dengan Tanzania, kita harus memperkuat kerja sama digital. Bidang ini harus diperkuat mengingat jumlah generasi muda yang terus bertambah,” jelasnya.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia