Layanan Berita Ekspres
Bangalore: Meskipun telah berkecimpung dalam bisnis ini selama lebih dari tiga dekade, kartunis Indonesia Zidet Gustana tidak menganggap enteng keahliannya. Ia percaya bahwa artis dapat memberikan kesan kepada penonton melalui gaya unik mereka. Sedangkan untuk gaya Kustana, Anda bisa menemukannya pada pameran karyanya di Indian Cartoon Gallery di Midford Garden Road. Itu akan berlangsung hingga 24 April.
Ketika membuat kartun membutuhkan keterampilan tertentu, Kustana mengatakan bahwa hanya pelatihan dan usaha yang konsisten yang akan membuat Anda lebih baik. “Setiap artis pasti punya gaya yang unik. Meski tanpa tanda tangan, orang bisa menebak artisnya. Bahwa [individuality and recognition] Itu datang dengan kepraktisan dan konsistensi, ”katanya. Objek penting lainnya dari kartun yang bagus, dalam pandangan Kustana, adalah welas asih, yang menurutnya dapat memberikan perspektif yang lebih baik kepada seniman.
Ajak dia berkencan dengan baik apakah dia tidak lagi asyik dengan koneksi tersebut. Dia berkata, “Jika kita berbicara tentang masalah dunia, saya hanya bisa menunjukkan cerita dari satu sisi. Seorang kartunis dapat memberikan hubungan pribadi dengan karyanya. “Ia tertarik untuk travelling dan bertemu dengan sesama seniman dari seluruh dunia melalui pamerannya.
Kustana yang dikenal dengan karyanya pada isu lingkungan ini mengatakan bahwa kartun adalah salah satu cara untuk mengekspresikan dirinya. “Kartun adalah bahasa visual dan universal yang sangat berguna untuk mengirim pesan. Kerusakan lingkungan terus berlanjut. Polusi terus memburuk, perang terus berlanjut di berbagai negara, dampak perang terhadap anak-anak, dampaknya pada generasi mendatang … Kartun mengingatkan kita akan hal ini masalah, “jelas Gustana dalam bukunya. Kartun itu diterbitkan oleh surat kabar Indonesia Sura Merdeka pada tahun 1987.
Karya kartunis adalah mengungkapkan kebenaran melalui seni dan orang harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengannya. Menjadi kartunis freelance membantu menjaga keunikan tetap utuh, katanya, tetapi segera memperingatkan bahwa freelance bukanlah cara termudah tentang itu. “Saya majikan dan karyawan saya sendiri, saya harus menentukan jam kerja saya. Setiap hari saya harus mengirim komentar. Kadang-kadang saya bahkan bangun dari tidur untuk mengingat ide-ide dalam mimpi saya, ”katanya. Ia yakin masa depan kartun sebagai bentuk seni akan semakin kompetitif. “Itu hanya menjadi perhatian kami saat itu. Karena arus informasi yang konstan, ide kartun semakin bermunculan, ”tambahnya.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit