Foto: ANP
Indonesia melakukan yang terbaik untuk menyambut para pemimpin dunia dan pejabat lainnya dengan aman ke KTT G-20 di Bali minggu depan. Orang-orang terkuat di dunia berkumpul di pulau itu. Sembilan belas dari dua puluh pemimpin pemerintah berusaha mencari solusi untuk krisis global yang tak terhitung jumlahnya selama KTT. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan hadir secara fisik di puncak kekuatan ekonomi besar.
KTT Bali terjadi dua puluh tahun setelah serangan bom besar yang menewaskan lebih dari dua ratus orang di pulau itu. “Saya sudah telusuri detail terkecil dari situs itu sejak pagi ini. Kami sudah mengecek semuanya dan saya ingin memperjelas bahwa kami siap menerima tamu G20,” kata Presiden Indonesia Joko Widodo awal pekan ini.
Pengamanan yang secara kolektif disebut dengan Operasi Buri Agung ini mengerahkan 18.000 aparat TNI dan Polri ke kawasan wisata Nusa Dua Bali. Para pemimpin pemerintah bergerak di antara 24 hotel yang ditunjuk untuk mereka dan tempat pertemuan puncak – Apurva Kempinski – di dalam lingkaran keamanan yang dilindungi oleh militer Indonesia. Cincin luar dijalankan oleh kepolisian negara.
Tentara akan mengerahkan 12 kapal perang, 13 helikopter, dan empat pesawat tempur. Militer juga menggunakan pesawat pengintai Boeing, pesawat VIP Boeing lainnya, dan dua pesawat kargo Hercules, termasuk satu untuk evakuasi medis. Selain kamera pengenal wajah, polisi akan mengerahkan ratusan kamera tubuh untuk mengamankan kawasan sekitar Nusa Dua. Selain itu, 1.700 kamera pengintai digunakan.
Bali terletak di daerah dengan banyak gunung berapi aktif. Gempa bumi bawah laut di dekat pulau Sumatera pada tahun 2004 memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 170.000 orang di Indonesia saja. Pasukan keamanan yang dikerahkan untuk KTT mendatang mencakup 1.500 personel, yang siap siaga untuk evakuasi jika terjadi bencana alam. Polisi juga memiliki beberapa kendaraan, helikopter, kendaraan komando bergerak dan kendaraan serba guna yang siap siaga untuk mendukung operasi keamanan dan membantu evakuasi komandan jika terjadi banjir atau gempa.
Otoritas Bali juga memberlakukan pembatasan acara, termasuk kegiatan keagamaan dan upacara adat, selama puncak. Banyak warga yang diperintahkan untuk bekerja dan belajar dari rumah. Perusahaan listrik milik negara PLN bahkan melarang warga Bali menerbangkan layang-layang selama acara karena takut kabel listrik terputus.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia
Bagaimana Wiljan Bloem menjadi pemain bintang di Indonesia
7 liburan kebugaran untuk diimpikan