JAKARTA, Indonesia – Indonesia telah membeli 12 drone pengintai senilai $300 juta dari Turkish Aerospace Industries untuk digunakan oleh militer guna meningkatkan pertahanan negara, kata Kementerian Pertahanan Indonesia. 2.
Pembelian tersebut bertujuan untuk meningkatkan variasi, kuantitas dan kualitas peralatan militer Indonesia melalui kontrak yang ditandatangani pada bulan Februari. 3 dengan Ty,. Ke-12 unit drone Anka tersebut diharapkan dapat dikirimkan sebelum November 2025.
Indonesia juga akan mendapat pelatihan, dukungan logistik dan peralatan terkait serta masa garansi dua tahun atau 600 jam terbang.
Ke-12 pesawat Anka tersebut akan digunakan oleh TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat, dan Angkatan Laut. Drone sepanjang 8,6 m (28 kaki) ini dapat terbang selama kurang lebih 30 jam pada ketinggian 9.100 m (29.856 kaki). Pesawat ini telah digunakan oleh Angkatan Udara Turki sejak 2010.
Pada bulan Januari, Indonesia menyelesaikan kesepakatan lain senilai $805 juta untuk membeli lusinan jet tempur canggih Mirage 2000-5 yang digunakan oleh Angkatan Udara Emiri Qatar. Pembelian tersebut, yang dilakukan oleh perusahaan Perancis Dassault Aviation, dikritik karena usia peralatan tersebut.
Namun Kementerian Pertahanan mengatakan Indonesia membutuhkan jet tempur yang dapat dikirim dengan cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur angkatan udaranya, karena banyak dari pesawat yang ada sudah usang. Ada pula yang mendapat upgrade, menjalani overhaul atau perombakan di tengah penantian panjang pengiriman pesawat pesanan baru.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga menyetujui pembelian 42 unit jet tempur Dassault Rafale pada Februari 2022. Indonesia diperkirakan akan menerima tiga unit pertama dari enam pesawat tempur Rafale bermesin ganda pada Januari 2026.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia