ASIATODAY.ID, Jakarta Industri film Indonesia menyatakan siap bekerja sama dengan pihak internasional untuk memproduksi film dalam skala global. Hal ini ditonjolkan dalam acara bincang-bincang Pasar Film dan Televisi Internasional Hong Kong (FILMART) tahun 2024.
“Saat ini keberagaman topik yang diangkat dalam perfilman Indonesia semakin memperkaya industri perfilman,” kata Staf Khusus Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Alex Sihar, dalam keterangan resmi di Jakarta. Jakarta pada hari Rabu. , 20 Maret 2024.
Dalam talkshow pertama di Paviliun Indonesia yang bertajuk “Melihat Lebih Dekat Industri Film Indonesia” Alex mengatakan, keberagaman topik menyebabkan dunia film Tanah Air berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Hal ini dibuktikan dengan jumlah layar di Indonesia yang akan bertambah menjadi 2.700 layar pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 yang hanya berjumlah sekitar 700 layar.
Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari peningkatan kualitas produksi film yang menggunakan bahasa dan dialek daerah yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pasar Indonesia.
Shanti Harmayen, co-founder dan co-CEO BASE Entertainment, mengamini bahwa perkembangan industri film Indonesia juga bisa dilihat melalui penanganan kekayaan intelektual (KI).
Kesuksesan perkembangan kekayaan intelektual terlihat dari hadirnya serial Gadis Kretek di platform film digital Netflix. Awalnya hanya sebuah novel, kisah tersebut kini menjadi serial yang sukses di kancah dunia. Contoh lainnya adalah adaptasi novel Dilan: Dia Is Dilanku tahun 1990 menjadi beberapa judul film dan produk makanan coklat.
Sementara itu, produser Yulia Evina Bhara menambahkan, yang perlu dikembangkan dalam industri perfilman Indonesia saat ini adalah pengembangan sumber daya manusia, baik dari segi sineas maupun bakat akting.
“Selain menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik lokal maupun internasional, kami terus membuka peluang untuk menemukan talenta-talenta baru di industri perfilman. Kami selalu mencari atau membentuk sineas-sineas baru yang berbakat, dan selama ini festival film menjadi salah satu wadahnya dijadikan wadah untuk mengembangkan sineas,” kata Yulia.
Kemudian pada talkshow kedua bertajuk “Memotret Indonesia yang Luar Biasa: Lokasi Film dan Asal Usul Produksi” yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah dan tokoh penting industri film Indonesia, fokusnya adalah kesediaan Indonesia untuk bekerja sama terkait lokasi syuting, infrastruktur, dan perfilman. Kegiatan di Indonesia.
Berharap dapat mengundang kerja sama yang lebih besar dalam menonjolkan keindahan dan kekayaan Indonesia melalui lensa kamera.
Sebelumnya, Indonesia bekerja sama dengan rumah produksi internasional bernama Forza yang memilih Bali sebagai salah satu lokasi syuting. Selain itu, Manusia Monyet karya Dev Patel juga mengambil gambar di pedalaman Indonesia.
Selain Bali, Indonesia juga punya banyak destinasi yang cocok dijadikan lokasi fotografi. Di antaranya Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara. (ETN)
Simak berita dan artikel lainnya di berita Google Dan saluran wa
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)