berita NOS•
Iran belum bekerja sama dengan penyelidikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB atas pelanggaran hak asasi manusia dalam protes negara itu. Seorang juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan komisi penyelidikan, inisiatif Jerman dan Islandia, bermotivasi politik. Karena itu, Teheran juga memanggil duta besar Jerman untuk Iran.
Pada hari Kamis, mayoritas Dewan Hak Asasi Manusia PBB memberikan suara mendukung penyelidikan tersebut. Dari 47 negara anggota PBB, 6 termasuk China, Venezuela dan Pakistan memberikan suara menentang. Negara-negara termasuk Qatar, Brazil dan Indonesia tidak berpartisipasi dalam referendum tersebut.
Protes terhadap pemerintah
Protes skala besar telah terjadi di Iran selama berminggu-minggu, yang telah ditekan oleh pasukan keamanan. Protes dimulai pada bulan September atas kematian seorang wanita muda. Menurut polisi moral, dia tidak memakai jilbabnya dengan benar. Saksi mata mengatakan dia meninggal karena penganiayaan oleh pihak berwenang.
Demonstrasi ini segera berubah menjadi protes terhadap pemerintah. Para pembangkang Iran menginginkan diakhirinya aturan Islam yang ketat di negara itu.
Rezim Iran sangat mengintervensi. Organisasi hak asasi manusia Hak Asasi Manusia Iran (IHRNGO) melaporkan pekan lalu bahwa sedikitnya 416 orang, termasuk 51 anak-anak, tewas dalam operasi pasukan keamanan.
Hukuman mati
Ribuan pengunjuk rasa telah ditangkap. Dua minggu lalu, untuk pertama kalinya sejak protes dimulai, salah satunya mendapatkannya Hukuman mati dikenakan. Empat lainnya meninggal, menurut Amnesty International pidana 21 lainnya menghadapi hukuman mati.
Organisasi hak asasi manusia khawatir banyak pengunjuk rasa yang ditahan dapat menghadapi hukuman mati. Banyak dari mereka dinyatakan bersalah atas hal-hal yang dapat dihukum mati, seperti “berperang melawan Tuhan” di bawah rezim Islam Iran yang ketat.
Hidup adalah ketakutan bagi rapper
Diantaranya adalah rapper terkenal Iran Toumaj Salehi, yang mengkritik rezim Iran dalam lagu-lagunya. Dia ditangkap pada akhir Oktober tak lama setelah mengkritik rezim dan sensor Iran dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Kanada.
Keluarga Salehi mengatakan nyawa rapper itu dalam bahaya. Kemarin, di balik pintu tertutup, pengadilan memutuskan, antara lain, bahwa dia adalah “musuh Tuhan”. Di bawah Syariah Iran, hukum Islam, itu dapat dihukum mati.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit